Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
PBB Akan Dukung 1.000 UMKM Sektor Perikanan RI Agar Penuhi Standar Internasional
14 November 2022 15:22 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Kepala Perwakilan PBB di Indonesia, Valerie Julliand, yang hadir di Nusa Dua, Bali untuk forum Ocean 20 (O20) menyebut kelestarian laut dapat meningkatkan kualitas UMKM di Indonesia. Ia memastikan PBB berkomitmen mendukung Indonesia untuk transisi ekonomi maritim yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
“PPB akan mendukung 1.000 lebih UMKM di Indonesia dari sektor perikanan untuk memenuhi standar internasional, sebagai bagian komitmen PBB mendukung dari ekonomi maritim yang lebih inklusif dan berkelanjutan,” tutur Valerie pada peluncuran Kemitraan Aksi Agenda Biru Nasional, Senin (14/11).
Valerie mengatakan telah menggaet Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) untuk mewujudkan komitmen tersebut. Ia mengatakan fokus PBB akan terletak pada perikanan dan akuakultur berkelanjutan untuk memperkaya keanekaragaman hayati laut dan juga memastikan kesejahteraan nelayan.
Valerie memaparkan 50 persen populasi masyarakat Indonesia tinggal di pesisir dan bekerja di sektor kelautan. Ia mengingatkan pelestarian laut dan pesisir sangat vital bagi perekonomian nasional.
“Sektor perikanan budidaya ini berkontribusi 3 persen dari produk domestik bruto (PDB). Kemudian laut itu juga berkontribusi pada 7 juta pekerjaan di Indonesia, makanya penting bagi kita untuk melestarikan laut,” tutur Valerie.
ADVERTISEMENT
Pada kesempatan yang sama, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menyebutkan sektor kelautan memberikan kontribusi kesempatan kerja bagi 5 juta orang pada 2021. Tidak hanya itu, devisa yang yang berasal dari pesisir dan aktivitas ekonomi kelautan mencapai miliaran dolar AS.
“Penerimaan devisa Indonesia dari blue economy untuk orang menengah ke atas mencapai USD 5,7 miliar. Potensi yang luar biasa, tapi sumber dayanya harus dikelola hati-hati baik untuk produksi maupun konsumsi. Ini penting untuk menjamin keamanan pangan dan gizi dalam negeri untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat," ujar Trenggono.