PBB Beri Rekomendasi Atasi Kekeringan hingga Sanitasi saat World Water Forum

21 Mei 2024 20:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Sekretaris Jenderal PBB Armida Salsiah Alisjahbana dalam konferensi pers World Water Forum ke-10 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Selasa (21/5/2024).  Foto: Dok. Kemenkominfo
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Sekretaris Jenderal PBB Armida Salsiah Alisjahbana dalam konferensi pers World Water Forum ke-10 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Selasa (21/5/2024). Foto: Dok. Kemenkominfo
ADVERTISEMENT
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memberikan dua rekomendasi cara menghindari atau mengatasi kelangkaan air, kekeringan, dan bencana terkait air dan sanitasi dalam World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali.
ADVERTISEMENT
Wakil Sekretaris Jenderal PBB, Armida Salsiah Alisjahbana, mengungkapkan rekomendasi pertama adalah melalui kerja sama untuk sumber air bersama. Kerja sama tersebut memerlukan peningkatan dalam upaya kolaboratif antara negara, wilayah, sektor, dan pemangku kepentingan.
“Selain untuk menyalurkan sumber daya baru dan mendorong inovasi, kolaborasi juga dapat membantu mengurangi ketimpangan pendanaan. Kemitraan pemerintah-swasta dalam efisiensi air, seperti yang didukung Organisasi Pengembangan Industri Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNIDO), dapat membantu mewujudkannya,” ujar Armida di Media Center Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Selasa (21/5).
Sekretaris Eksekutif Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk Asia dan Pasifik (ESCAP) itu menyebut langkah kolaboratif yang meliputi agenda mitigasi, adaptasi, dan pengurangan risiko bencana juga dapat mengurangi kesenjangan pendanaan. Kebutuhan pendanaan adaptasi yang tidak terpenuhi saja mencapai rata-rata USD 144,74 miliar per tahun hanya untuk kawasan Asia dan Pasifik.
ADVERTISEMENT
Rekomendasi kedua yaitu investasi sistem data untuk peringatan dini. Data yang lebih akurat tentang sistem peringatan dini dapat mengurangi kerugian yang disebabkan oleh bencana hingga 60 persen.
“Penilaian ilmiah juga merupakan fokus penting bagi kerja sama. Bulan depan, kami akan menyelenggarakan The 3rd Pole Climate Forum yang dipimpin oleh Organisasi Meteorologi Dunia (WMO). Yaitu forum untuk menggerakkan para ilmuwan terbaik dan pelaku pembangunan yang paling kompeten di dunia tentang pencairan gletser,” kata Armida.
Wakil Sekretaris Jenderal PBB Armida Salsiah Alisjahbana dalam konferensi pers World Water Forum ke-10 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Selasa (21/5/2024). Foto: Dok. Kemenkominfo
Menindaklanjuti arahan dari pemerintah di Kawasan Asia Pasifik, sistem PBB telah terintegrasi untuk menyediakan sistem peringatan dini multi-bencana. ESCAP, Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengurangan Risiko Bencana (UNDRR), Organisasi Meteorologi Dunia, Persatuan Telekomunikasi Internasional (ITU) dan Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) bekerja sama. Sementara UNICEF memetakan cadangan air sebagai masukan untuk perencanaan kesiapsiagaan dan adaptasi.
ADVERTISEMENT
“Atas nama PBB, saya ingin menyatakan penghargaan atas kepemimpinan yang ditunjukkan oleh Pemerintah Indonesia dalam menyelenggarakan forum penting ini,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal WMO yang juga organisasi di bawah naungan PBB, Celeste Saulo, mengatakan pelayanan meteorologi dan hidrologi nasional yang kuat dan handal sangat krusial untuk kesuksesan peringatan dini untuk semua termasuk bencana yang terkait air.
“Oleh karena itu di Indonesia, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang juga sebagai anggota WMO, telah bekerja sama dengan otoritas penanggulangan bencana dan masyarakat sipil,” ungkap Saulo.
PBB telah meluncurkan kampanye untuk memastikan bahwa Sistem Peringatan Dini melindungi semua orang di bumi pada tahun 2027.
“Saya bangga WMO menjadi salah satu penggerak utama inisiatif ini. Kami sepenuhnya berkomitmen untuk mencapai kesuksesannya,” tutur Saulo.
ADVERTISEMENT