Pencatatan saham perdana PT ‎Prima Cakrawala Abadi

PCAR, Perusahaan yang Sahamnya Dibeli Jiwasraya Rugi Rp 3,6 Miliar

15 Januari 2020 18:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Raditya Wardhana (kiri), Direktur Utama Prima Cakrawala Abadi. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Raditya Wardhana (kiri), Direktur Utama Prima Cakrawala Abadi. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Prima Cakrawala Abadi Tbk (PCAR) membukukan rugi usaha sebesar Rp 3,6 miliar di kuartal III 2019. Rugi tersebut menurun 44 persen dibandingkan periode yang sama pada 2018 yang tercatat sebesar Rp 6,5 miliar. Adapun PCAR merupakan emiten yang sahamnya dibeli Jiwasraya.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PCAR Raditya Wardhana mengatakan, rugi tersebut disebabkan oleh beban umum dan administrasi yang meningkat.
“Rugi operasional mayoritas disebabkan karena adanya retur pelanggan, akibat produk yang diproduksi tahun 2018. Serta peningkatan signifikan pada beban umum dan administrasi dikarenakan adanya PHK,” ungkap Raditya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (15/1).
Menurut Raditya, retur produk tersebut berasal dari pabrik yang berlokasi di Indramayu, Jawa Barat. Pihaknya hingga hari ini masih mencari penyebab produk-produk mereka diretur oleh pelanggan. Raditya mengatakan, penyebabnya bisa karena kesalahan pada bahan baku atau pun faktor lain.
Pencatatan saham perdana PT ‎Prima Cakrawala Abadi Foto: Ela Nurlaela/kumparan
Berawal dari kondisi inilah, pabrik tersebut dihentikan dan emiten ini memutuskan untuk merumahkan karyawan. Selain pabrik tersebut, satu pabrik lagi yang berlokasi di Semarang, Jawa Tengah juga harus terpaksa ditutup karena alasan perizinan.
ADVERTISEMENT
Raditya mengaku wilayah tempat pabrik berdiri mengalami alih fungsi dari yang awalnya untuk industri menjadi untuk perumahan. Kini perseroan hanya memfokuskan produksi pada pabrik semata wayang yang berlokasi di Makassar.
Dengan demikian volume produksi pun menjadi merosot. Per Desember 2018, perseroan mencatatkan volume penjualan ekspor mencapai 415.249 kg atau setara 914.646 kaleng senilai Rp 178,6 miliar. Sedangkan per Desember 2019 perseroan mencatatkan volume penjualan ekspor mencapai 200.757 kg atau setara 442.198 kaleng, hanya senilai Rp 66 miliar.
“Setelah habis lebaran semua volume menurun. Penurunan itu karena kita cuman produksi di Makassar. Yang di Jawa tutup,” tandasnya.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten