news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

PCR Jadi Syarat Wajib Naik Pesawat, RI Impor Alatnya dari Malaysia hingga China

24 Oktober 2021 8:17 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
Persiapan fasilitas di Bandara Soekarno-Hatta jelang penerapan wajib PCR untuk penerbangan mulai besok.  Foto: Dok. Angkasa Pura II
zoom-in-whitePerbesar
Persiapan fasilitas di Bandara Soekarno-Hatta jelang penerapan wajib PCR untuk penerbangan mulai besok. Foto: Dok. Angkasa Pura II
ADVERTISEMENT
Mulai hari ini, para calon penumpang pesawat wajib menunjukkan surat negatif PCR yang diambil H-2 penerbangan. Kewajiban menggunakan PCR untuk naik pesawat diatur dalam Surat Edaran Nomor 21 Tahun 2021 yang dikeluarkan Satgas COVID-19.
ADVERTISEMENT
Kebijakan tersebut menuai polemik di masyarakat di tengah kasus COVID-19 di Indonesia yang mulai menurun. Apalagi, harga PCR tidak semurah antigen yang sebelumnya boleh digunakan sebagai syarat terbang.
Salah satu penyebab mahalnya alat tes PCR adalah 100 persen masih dipasok melalui jalur impor. Pemasok alat tes tersebut di antaranya adalah China dan Malaysia.
Persiapan fasilitas di Bandara Soekarno-Hatta jelang penerapan wajib PCR untuk penerbangan mulai besok. Foto: Dok. Angkasa Pura II
Berdasarkan data BPS, nilai impor PCR selama Januari-Juni 2021 mencapai USD 362,02 juta atau senilai Rp 5,1 triliun (kurs Rp 14.100).
Impor alat tes PCR tersebut dilakukan dari beberapa negara tetangga. Di antaranya dari Singapura yakni mencapai USD 11 juta atau Rp 154,5 miliar.
Selain itu, Indonesia juga mengimpor PCR dari Malaysia senilai USD 155.922 atau sekitar Rp 2,1 miliar. Kemudian dari Filipina USD 1.544 atau sekitar Rp 21,6 juta, dan Vietnam USD 72.256 atau sekitar Rp 1,01 miliar.
Infografik Naik Pesawat Wajib PCR. Foto: Masayu Antarnusa/kumparan
Selain dari beberapa negara tetangga, impor PCR juga dilakukan dari Guatemala senilai USD 327 atau sekitar Rp 4,57 juta. Selain itu, Indonesia juga doyan impor alat PCR dari India. Sepanjang semester I sebesar USD 257.357 atau sekitar Rp 3,6 miliar.
ADVERTISEMENT
Namun yang paling banyak, alat PCR diimpor dari Korea Selatan dan China. BPS mencatat selama periode tersebut total impor PCR dari Negeri Ginseng nilainya mencapai USD 144,2 juta. Sementara impor PCR dari China yang nilainya USD 99 juta.
Pada Agustus lalu, Kemenkes menurunkan tarif tertinggi tes PCR yang semula Rp 900 ribu menjadi Rp 495 ribu untuk Jawa-Bali dan Rp 525 untuk luar Jawa-Bali. Kemenkes memastikan durasi maksimal waktu pengeluaran hasil tes PCR dengan tarif baru tersebut maksimal 1x24 jam sejak pengambilan sampel dilakukan.
========
Jangan lewatkan informasi seputar Festival UMKM 2021 kumparan dengan mengakses laman festivalumkm.com. Di sini kamu bisa mengakses informasi terkait rangkaian kemeriahan Festival UMKM 2021 kumparan, yang tentunya berguna bagi para calon dan pelaku UMKM.
ADVERTISEMENT