Pedagang Karpet di Pasar Gembrong Raup Omzet Besar saat Lebaran

5 Juli 2017 15:56 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penjual Karpet di Jalan Basuki Rahmat, Jaktim (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Penjual Karpet di Jalan Basuki Rahmat, Jaktim (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
ADVERTISEMENT
Perdagangan karpet permadani di Pasar Gembrong, Jakarta Timur ramai setiap harinya, terutama saat akhir pekan. Namun momen puncak penjualan karpet permadani terjadi pada saat Lebaran tahun ini.
ADVERTISEMENT
Rata-rata setiap pedagang karpet permadani mengantongi omzet berkisar antara Rp 13 juta hingga Rp 16 juta per hari. Padahal di hari normal, omzet harian mereka hanya Rp 6 juta hingga Rp 8 juta.
Misalnya yang dialami oleh salah satu pedagang karpet permadani bernama Rawat. Saat Lebaran lalu, dia mengantongi omzet rata-rata Rp 16 juta per hari. Sementara di hari normal hanya Rp 6 juta per hari.
"Kalau sehari mah paling 5 potong karpet, tapi kalau pas kemarin menjelang Lebaran sehari bisa belasan karpet yang ke jual. Memang hampir setiap tahun kayak gitu ramainya pas mau Lebaran," beber Rawat kepada kumparan (kumparan.com) saat ditemui di lapaknya, Jalan Basuki Rahmat, Jakarta, Selasa (4/7).
ADVERTISEMENT
Sementara itu, pedagang lainnya Aris mengaku sehari-hari hanya bisa meraih omzet sekitar Rp 5 juta. Dia mengungkapkan penjualan paling ramai terjadi saat akhir pekan atau libur nasional. Jika sedang ramai, Aris bisa mengantongi omzet mencapai Rp 8 juta per hari.
Penjual karpet di Jalan Basuki Rahmat, Jaktim (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Penjual karpet di Jalan Basuki Rahmat, Jaktim (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
"Kan enggak setiap hari ramai. Ramainya itu pas weekend sama tanggal merah saja. Selebihnya biasa saja kadang cuma ada satu pembeli," katanya.
Tak hanya menjual karpet baru, Aris juga menyediakan karpet bekas alias karpet yang tidak laku terjual. Harga yang ditawarkan untuk karpet bekas ini jauh lebih murah.
"Kalau bekas sih ada, tapi bukan bekas ngambil di orang terus kita jual. Maksudnya itu stok lama karena enggak laku kan sudah enggak bagus barangnya kadang ada yang robek atau segala macam. Nah, kalau ada yang nyari baru kita keluarin tapi kita enggak pasang di depan," ucap Aris.
ADVERTISEMENT
Biasanya Aris menjual karpet bekas dengan harga miring tetapi persediaan barang sangat terbatas. Biasanya karpet permadani bekas digunakan sebagai alas kandang hewan atau lainnya.
"Biasanya mereka buat alas hewan gitu, saya juga enggak paham. Mungkin biar enggak rugi kali makanya beli yang bekas begitu. Kalau saya jual murah saja kalau misalnya harga belinya Rp 110 ribu ya paling jualnya Rp 120 ribu, dari pada rugi kan mending jual murah," tutupnya.