Pedagang Pasar Sebut BLT BBM Belum Bisa Bangkitkan Daya Beli Masyarakat

19 September 2022 16:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas memotret warga penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Bantuan Program Sembako di Kantor Pos Pusat Batam Centre, Batam, Kepulauan Riau, Kamis (8/9/2022). Foto: Teguh Prihatna/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Petugas memotret warga penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Bantuan Program Sembako di Kantor Pos Pusat Batam Centre, Batam, Kepulauan Riau, Kamis (8/9/2022). Foto: Teguh Prihatna/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) mengakui Bantuan Langsung Tunai Bahan Bakar Minyak (BLT BBM) telah disalurkan ke masyarakat. Penyaluran BLT BBM dilaksanakan pemerintah sebagai kompensasi dari kenaikan harga BBM.
ADVERTISEMENT
Namun, Ketua Bidang Jaringan APPSI Don Muzakir menganggap bantuan tersebut belum berhasil menyelesaikan permasalahan turunnya daya beli masyarakat. Sebab, pasar masih sepi.
“Ada beberapa pedagang kecil menerima [BLT], di daerah-daerah, cuma setelah ada BLT peningkatan konsumen di pasar belum tumbuh juga, daya beli masih rendah,” kata Don Muzakir kepada kumparan, Senin (19/9).
“Sekarang ini harga barang kami masih coba naikkan sedikit-sedikit, tapi pengunjung pasar telah berkurang sekitar 40 persen, seperti yang kami perkirakan sebelumnya,” tambahnya.
Don Muzakir berharap pemerintah segera mencarikan solusi untuk meningkatkan daya beli. Sehingga aktivitas di pasar bisa kembali ramai.
Aktivitas pedagang kue subuh di Pasar Senen, Sabtu (3/9/2022). Foto: Narda Margaretha Sinambela/kumparan
“Yang kita harapkan pedagang ekonomi kembali membaik dan ada bantuan dari pemerintah, selain BLT, biar masyarakat kembali belanja di pasar lagi,” ungkap Don Muzakir.
ADVERTISEMENT
APPSI sebenarnya telah melakukan konferensi pers terkait penolakan kenaikan harga BBM dan kebutuhan pokok Agustus lalu. Penolakan dilakukan karena kekhawatiran akan menurunnya pendapatan pedagang secara drastis.
Don Muzakir mengatakan dalam menghadapi kenaikan BBM dan kenaikan harga bahan pokok dan jasa, pedagang hanya dapat mengurangi produksi agar dapat menyesuaikan daya beli masyarakat.
“Kita pedagang hanya mengurangi stok barang, kalau dulu kita stok barang banyak, karena daya beli juga masih stabil. Kebanyakan pedagang kita juga mengurangi pegawai untuk menyesuaikan dengan pendapatan, mau bagaimana lagi,” ujar Don Muzakir.