Pedagang Warteg: Pemerintah Tak Sigap Hadapi Kenaikan Harga Sembako Setiap Tahun

27 Desember 2021 10:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di salah satu warung makan di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Senin (13/9).  Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di salah satu warung makan di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Senin (13/9). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Pedagang warung tegal alias warteg sedang mengalami kesulitan di tengah harga kebutuhan pokok yang terus naik. Berdasarkan catatan kumparan, harga cabai rawit merah bahkan tembus hingga Rp 125.000 per kg dan telur ayam Rp 31.000 per kg. Kebijakan pemerintah pun menjadi sorotan dalam upayanya menangani lonjakan harga pangan ini.
ADVERTISEMENT
Ketua Koperasi Warung Tegal Nusantara (Kowantara), Mukroni, mengatakan kenaikan harga kebutuhan pokok ini selalu terjadi setiap mendekati momen Natal dan Tahun Baru. Dia menilai seharusnya pemerintah sigap dengan gejolak harga yang terjadi setiap tahun ini.
"Pemerintah tidak punya sense of response terhadap kebutuhan rakyatnya, tentunya dengan kondisi usaha yang banyak gulung tikar karena pandemi pemerintah cepat merespons apa yang dapat mengganggu dan menghambat jalannya usaha kecil dengan memasok bahan-bahan yang menjadi kebutuhan usaha kecil," kata Mukroni kepada kumparan, Senin (27/12).
Mukroni menjelaskan, saat ini memang kondisi pedagang warteg berangsur pulih setelah dihantam PPKM berjilid di awal pandemi COVID-19 yang lalu.
"Kondisi memang ramai, tapi belum pulih sepenuhnya. Para pelanggan masih irit untuk mengeluarkan belanja di warteg karena pandemi (belum tahu) sampai kapan berakhir," jelas Mukroni.
ADVERTISEMENT
Menurut Mukroni, kenaikan harga sembako masih bisa dimaklumi jika itu bersifat sementara waktu. Pedagang masih bisa mengambil untung walau sedikit.
Pekerja beraktivitas di Warteg Subsidi Bahari, Pejaten, Jakarta, Kamis (22/7/2021). P Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
Namun, apabila kenaikan harga ini tak juga kembali normal, pedagang warteg terpaksa akan menaikkan harga dagangannya. “Ini risikonya bisa pelanggan enggan makan di warteg karena harga menu warteg mulai mahal,” ujar Mukroni.
Adapun menurut Kementerian Perdagangan saat dihubungi kumparan, dalam hal ini disampaikan oleh Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Oke Nurwan, mengatakan untuk komoditi telur ayam diperkirakan akan kembali normal pada pertengahan Januari tahun depan.
Sementara itu, Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian, Prihasto mengatakan untuk komoditi cabai yang melonjak tinggi ini diprediksi akan kembali stabil pada akhir Januari tahun depan.