Pejabat ATR/BPN Dibekali Tongkat Komando, Menteri Hadi Beberkan Maknanya

2 Agustus 2022 13:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
78
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jajaran Kementerian ATR/BPN diberi atribut baru berupa baret, tongkat komando, hingga tanda pangkat. Foto: Instagram/@kementerian.atrbpn
zoom-in-whitePerbesar
Jajaran Kementerian ATR/BPN diberi atribut baru berupa baret, tongkat komando, hingga tanda pangkat. Foto: Instagram/@kementerian.atrbpn
ADVERTISEMENT
Pejabat Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) kini dilengkapi atribut baru. Khusus bagi Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) dan Kepala Kantor Pertanahan (Kakantah), diberikan atribut berupa tongkat komando.
ADVERTISEMENT
Tak sebatas atribut baru, Menteri ATR/BPN Hadi Tjahjanto mengatakan bahwa tongkat komando tersebut juga ada filosofinya.
"Itu filosofi, ini adalah sepertinya melakukan suatu terobosan arah perubahan untuk mencapai satu tujuan sesuai arahan Bapak Presiden," kata Hadi saat membagikan sertifikat tanah di Kelurahan Semper Barat, Jakarta Utara, Selasa (2/8).
Adapun soal arahan Jokowi itu, Hadi mengatakan di antaranya adalah mempercepat sertifikat tanah, menyelesaikan konflik dan sengketa agraria, dan menyelesaikan kasus mafia tanah.
Jajaran Kementerian ATR/BPN diberi atribut baru berupa baret, tongkat komando, hingga tanda pangkat. Foto: Instagram/@kementerian.atrbpn
Hadi mengatakan tongkat komando tersebut juga sebagai pesan kepada Kakanwil dan Kakantah agar komando yang diberikan oleh Menteri bisa dikerjakan dengan baik oleh jajaran di bawahnya.
"Ini pesan yang ingin saya sampaikan kepada seluruh kepala kantor kanwil adalah, kalian adalah institusi vertikal, sehingga apa yang disampaikan oleh pimpinan di atas sampai di bawah itu harus satu kata. Sehingga ditandailah dengan tongkat jabatan," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Tak hanya tongkat komando, jajaran Kementerian ATR/BPN juga diberikan atribut berupa baret. Dengan atribut baru itu, Hadi ingin agar jajarannya bisa memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan ramah.
"Jelas saya sampaikan, komunikasi dengan masyarakat harus sopan santun, mendengar apa keinginan rakyat, apalagi dengan berseragam yang gagah," pungkasnya.