Pekerja Kantoran Bikin Kunjungan Mal Meningkat di Masa PSBB Transisi

14 September 2020 11:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di Mal Pelayanan Publik DKI Jakarta saat dibuka kembal di masa PSBB transisi. Foto: Dok. DPMPTSP DKI.
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di Mal Pelayanan Publik DKI Jakarta saat dibuka kembal di masa PSBB transisi. Foto: Dok. DPMPTSP DKI.
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 berdampak pada hampir seluruh sektor, termasuk mal hingga ritel. Namun sejak PSBB transisi dilakukan pada Juni, aktivitas di sejumlah sektor tersebut mulai menunjukkan kenaikan.
ADVERTISEMENT
Mandiri Institute melakukan live monitoring pada dua sektor yang paling terdampak, yaitu ritel dan restoran selama Juli dan Agustus 2020. Pelacakan ini dilakukan dengan metode live tracking dari 5.968 lokasi toko dan 7.531 restoran di 8 kota besar.
Data berasal dari Google Maps yang memberikan informasi seperti: tingkat kunjungan, waktu kunjungan terpopuler, review dan lain-lain.
Hasil tersebut menunjukkan, kunjungan tertinggi saat masa PSBB transisi di Agustus 2020 adalah shopping mall, dengan persentase 61 persen. Diikuti oleh supermarket 56 persen dan toko lainnya 55 persen.
Adapun di Juli 2020, persentase kunjungan ke mal hanya 41 persen, supermarket 49 persen, dan toko lainnya 46 persen.
Shopping mall umumnya adalah pusat belanja yang menawarkan berbagai pengalaman bagi konsumen seperti belanja, hiburan dan makan. Sementara supermarket lebih difokuskan sebagai pertokoan yang menjual produk kebutuhan rumah tangga.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan kajian Mandiri Institute, kenaikan persentase kunjungan ke mal tersebut karena banyaknya pekerja yang bekerja dari kantor. Selain itu juga karena keinginan konsumen mencari hiburan.
"Adanya pekerja yang bekerja dari kantor berkontribusi pada kenaikan angka kunjungan ke shopping mall. Selain itu, keinginan konsumen untuk mencari hiburan juga membantu kenaikan angka kunjungan ke shopping mall," tulis kajian tersebut seperti dikutip kumparan, Senin (14/9).
Petugas menyemprotkan disinfektan di Senayan City, Jakarta. Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
Dari delapan kota besar yang dipantau, tingkat kunjungan ke pusat belanja ternyata paling banyak di Makassar, dengan persentase 66 persen. Disusul Denpasar 59 persen, Jakarta 57 persen, Bekasi 56 persen, dan Surabaya 55 persen. Selain itu, Medan sebesar 55 persen, Tangerang 53 persen, dan Bogor 51 persen.
ADVERTISEMENT
Kunjungan ke ritel selama Agustus juga meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Di Jabodetabek, kunjungan ke ritel naik dari Juli 51 persen menjadi 56 persen di Agustus. Di Makassar bahkan naik menjadi 66 persen di Agustus dari bulan sebelumnya 40 persen.
Kunjungan ritel di Medan juga naik 55 persen di Agustus 2020, dari bulan sebelumnya 52 persen. Begitu juga dengan Surabaya yang naik menjadi 55 persen dari bulan sebelumnya 49 persen, dan Denpasar yang naik menjadi 59 persen dari bulan sebelumnya hanya 46 persen.
"Lonjakan angka kunjungan tertinggi terjadi di Makassar dengan tingkat kunjungan mencapai 66 persen, naik dari dari 40 persen di bulan Juli. Tingkat kunjungan di Jabotabek sudah di atas 50 persen, namun dibandingkan Juli, kenaikan kunjungan di bulan Agustus masih relatif kecil," tulis laporan tersebut.
ADVERTISEMENT