Pekerja Milenial, Pilih Rumah atau Apartemen?

17 Juni 2019 7:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi rumah dengan KPR bersubsidi. Foto: Dok. Kementerian PUPR
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi rumah dengan KPR bersubsidi. Foto: Dok. Kementerian PUPR
ADVERTISEMENT
Hunian merupakan salah satu faktor penting yang wajib dimiliki, termasuk para pekerja di ibu kota, tak terkecuali milenial. Ada banyak pilihan hunian yang tersedia seperti rumah hingga apartemen.
ADVERTISEMENT
Lalu, jenis hunian seperti apa yang harus dipilih para pekerja tadi? Pengamat Properti Alviery Akbar mengungkap, ada empat hal yang perlu dipertimbangkan saat memilih akan membeli hunian berbentuk rumah atau apartemen.
“Pertama, harus mempertimbangkan aksesibilitas. Jika aktivitas pekerjaan ada di pusat kota, maka membeli apartemen akan lebih menguntungkan dari sisi aksesibilitas,” katanya saat dihubungi kumparan, Senin (17/6).
Kemudian, para karyawan perlu mempertimbangkan faktor kepemilikan dari hunian tadi. Sebab, selain untuk ditempati, hunian bisa jadi pilihan investasi jangka panjang.
Menurut Akbar, ada perbedaan yang cukup signifikan antara rumah dan apartemen dalam hal kepemilikan.
“Rumah bebas ditempati berapa lama pun dan sertifikatnya dapat dialihkan atas nama orang lain, tapi tidak dengan apartemen. Hak pemilik unit apartemen bisa dibilang lebih kompleks dengan jangka waktu kepemilikan atas apartemen hanya terbatas sampai 25 atau 30 tahun, tergantung pada status tanah pihak pengembangnya,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, apartemen juga memiliki keunggulan dalam hal pengelolaan. Rumah memang akan menawarkan kebebasan pemilik dalam mengelola, hanya saja butuh waktu, tenaga, dan fokus dalam mengelola rumah.
Ilustrasi apartemen Foto: ANTARA FOTO/ Dhemas Reviyanto
Sementara, apartemen akan dikelola oleh pengelola gedung. Sejumlah pengelolaan seperti keamanan, perawatan gedung, akan dilakukan oleh pengelola. Hal ini memudahkan para karyawan yang ingin serba praktis di Jakarta.
Terakhir, faktor kenyamanan dan keleluasaan juga perlu dipertimbangkan. Akbar menilai, seseorang yang berstatus lajang, masih nyaman dengan apartemen tipe studio.
Namun, jika telah memiliki keluarga dan anak-anak, maka rumah dirasa jauh lebih nyaman. Sebab, tidak semua apartemen menyediakan fasilitas memadai untuk anak-anak bermain dan bersosialisasi layaknya di kompleks perumahan.
“Kalau pun ingin merenovasi dengan menambah ruangan di unit yang Anda tempati, tidak mungkin. Karena, penghuni apartemen hanya memegang sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) atas tanah tempat berdirinya apartemen. Sementara sebagai bukti kepemilikan apartemen, pemilik hanya memegang sertifikat Hak Milik atas Satuan Rumah Susun (HMSRS),” tutupnya.
ADVERTISEMENT