Pelabuhan Makassar Akan Dijadikan Hub Ekspor Baru untuk Efisiensi Logistik

1 Mei 2025 19:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Distribusi pupuk melalui Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar. Foto: Pupuk Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
Distribusi pupuk melalui Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar. Foto: Pupuk Indonesia
ADVERTISEMENT
Pemerintah berencana akan menjadikan Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, sebagai hub baru untuk ekspor. Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Antoni Arif Priadi menuturkan saat ini ketika pengusaha di timur akan mengekspor barang harus melalui Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya atau Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
Sementara jika Pelabuhan Makassar sudah menjadi hub ekspor yang baru, produk-produk ekspor itu tidak lagi perlu menyinggahi pelabuhan di Pulau Jawa, baik Tanjung Perak maupun Tanjung Priok. Sehingga kebijakan ini juga dipandang bisa menciptakan efisiensi di sektor logistik.
“Itulah sebabnya kita berusaha membuat kebijakan bagaimana (Pelabuhan) Makassar menjadi hub di bagian timur, jadi banyak komoditas ekspor dari bagian timur tidak ke Jawa tapi langsung ke Makassar dan kemudian pergi ke negara seperti China Jepang, Korea dan lainnya,” kata Antoni dalam media briefing Indonesia Maritime Week 2025 di Jakarta Pusat, Rabu (30/4).
Saat ini pelabuhan dengan aktivitas ekonomi terbesar adalah Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak yang memiliki kapasitas lebih besar dari Pelabuhan Makassar. Kendati begitu, dia memastikan Pelabuhan Makassar masih memiliki banyak ruang untuk dipergunakan, sebab dari total kapasitas 2 juta TEUs, saat ini baru dimanfaatkan sebesar 300 ribu TEUs.
ADVERTISEMENT
Selain itu, dia juga memastikan pemerintah masih bisa menambah kapasitas pelabuhan jika angka 2 juta TEUs tersebut telah terisi seluruhnya.
“Hari ini kapasitasnya bisa mencapai 2 juta dan baru dipakai 300 ribu, masih banyak ruang. Kalau nanti sudah 2 juta yang penuh, ya mulai mengembangkan lagi. Dan begitu sudah terbukti dengan pembangunan Makassar Port yang menggunakan reklamasi tanpa harus mengorbankan rumah warga dan sebagainya,” jelas Antoni.
Di sisi lain, lokasi Pelabuhan Makassar juga dipandang cukup strategis untuk jadi tempat singgah kapal. “Kebetulan Makassar Port itu berada persis kapal-kapal yang lewat dari bawah ke atas itu lewat sini semua,” tuturnya.
Senada dengan Antoni, Direktur Strategi PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Prasetyo menuturkan saat ini Pelabuhan Makassar memang masih memiliki banyak ruang yang belum dimanfaatkan.
ADVERTISEMENT
Dia membeberkan, pembangunan pelabuhan ini sengaja dibuat berlebih. Tujuannya agar nantinya bisa mengakomodasi kebutuhan transportasi logistik untuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan kawasan industri di Indonesia bagian timur yang saat ini masih dalam tahap perencanaan hingga pembangunan.
“Karena kita juga menyelesaikan dengan master plan nasional, terkait dengan pengembangan kawasan Indonesia Timur,” jelas Prasetyo dalam kesempatan yang sama.
Prasetyo mengeklaim, dengan adanya pembangunan kawasan industri dan KEK di wilayah timur, ada potensi ekonomi besar yang bisa dimanfaatkan, termasuk di sektor transportasi laut.
“Nah ini yang kita lakukan di Makassar, jadi kita akan membedakan nanti pada masanya, seluruh pelabuhan di Makassar, seluruh kegiatan di pelabuhan Makassar,” tuturnya.
Dia juga setuju jika langkah menjadikan Pelabuhan Makassar sebagai hub baru ekspor akan menciptakan efisiensi logistik. Dia berharap langkah ini bisa meningkatkan kepercayaan investor terhadap sektor usaha di Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Sebagian besar dari kargo ekspor yang berasal dari Indonesia timur ini, ini harus ke Jakarta dulu sebelum mereka ke Asia Utara atau Southeast Asia atau dekat Eropa. Nah ini akan lebih efisien ketika jalurnya di Asia Utara, mereka cukup sampai di Makassar saja, ke Amerika lewat Taiwan, jadi yang menyeberang ke Lautan Pasifik,” tutur Prasetyo.