news-card-video
27 Ramadhan 1446 HKamis, 27 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Pelaku Industri Sebut Aksi Premanisme Ormas Jadi Hambatan Investasi Masuk RI

16 Maret 2025 14:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Pabrik PT Chandra Asri Petrochemical Tbk Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Pabrik PT Chandra Asri Petrochemical Tbk Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Aksi premanisme organisasi kemasyarakatan (ormas) kembali dikeluhkan oleh pelaku industri lantaran mengganggu keamanan dalam proses operasional produksi. Ormas disebut-sebut sering menekan pelaku usaha dengan meminta jatah tertentu.
ADVERTISEMENT
Direktur Legal, External Affairs & Circular Economy PT Chandra Asri Petrochemical Edi Rivai mengatakan aksi premanisme ormas ini mengganggu iklim investasi di dunia usaha. Sehingga pada akhirnya jika pemerintah tidak serius menangani hal ini, gelontoran modal yang masuk ke tanah air pun akan terhambat.
“Artinya kalau ada banyaknya intimidasi, (itu) mengganggu iklim investasi, mengganggu kinerja, kemudian kepastian (berusaha),” kata Edi kepada kumparan, Jumat (14/3).
Edi menuturkan bentuk aksi premanisme oleh ormas ini umumnya berbeda-beda di setiap kawasan industri. Dia kemudian membeberkan salah satu kasus premanisme ormas yang menyerang pelaku industri di Cilegon, Banten. Menurut dia hal ini merupakan salah satu aksi premanisme yang tidak terkendali.
“Memang ada yang tidak terkendali seperti yang (ramai) di media kan ada di Cilegon itu yang digeruduk, pagarnya dikunci, nah itu yang kayak gitu fakta yang sudah ada,” terangnya.
ADVERTISEMENT
Menurut dia aksi premanisme ini tidak hanya ada di tempat Chandra Asri berproduksi di Cilegon, Banten. Sebab di kawasan industri lain, pelaku usaha juga dihadapkan dengan permasalahan yang sama.
Sehingga, dia melihat pemerintah harus segera menindak premanisme yang dilakukan oleh ormas dan memberikan kepastian hukum yang menjamin. Tujuannya agar dunia usaha tidak lagi dihantui permintaan ‘jatah’ dari ormas tertentu.
Meskipun kini Chandra Asri telah menemukan cara agar premanisme tidak lagi menyasar anak usaha dari Barito Pacific ini. “Kalau kami caranya itu adalah sosial gap-nya itu diperbaiki, membangun sekolah, politeknik supaya orang bisa kerja, (minimalisasi premanisme ormas) melalui CSR,” imbuh Edi.
Sebelumnya, Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kreatif Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur juga mengeluhkan hal serupa. Abdul menilai premanisme di industri menjadi salah satu penghambat peningkatan kinerja ekspor industri mebel Indonesia.
ADVERTISEMENT
Abdul menyoroti Vietnam sebagai negara dengan kasus premanisme terhadap industri rendah, atau bahkan cenderung bersih. Terlebih, menurut dia nilai ekspor produk mebel dan furnitur capai USD 20 miliar, sedangkan Indonesia hanya berkisar pada USD 2,5 miliar.
“Wajar kalau mereka bisa mencapai USD 20 miliar dolar berarti sudah hampir 10 kali lipat ekspornya (dari Indonesia sebesar sekitar USD 2,5 miliar). Karena negara itu sangat kondusif bagi investasi karena pertumbuhan ekspor,” kata Abdul dalam gelaran Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2025, di Ji-Expo, Jakarta, Kamis (6/3).