Pelemahan Rupiah Memukul Industri Elektronik

26 Juni 2024 11:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi melemah 19 poin atau 0,12 persen ke posisi Rp15.573 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.554 per dolar AS, senin (31/10). Foto: Citro Atmoko/ANTARA
zoom-in-whitePerbesar
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi melemah 19 poin atau 0,12 persen ke posisi Rp15.573 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.554 per dolar AS, senin (31/10). Foto: Citro Atmoko/ANTARA
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir ini telah memukul industri elektronik di Tanah Air.
ADVERTISEMENT
Pengusaha elektronik yang tergabung dalam Gabungan Pengusaha Elektronik (Gabel) mengalami dampak signifikan dari melemahnya nilai tukar rupiah ini.
Sekretaris Jenderal Gabel, Daniel Suhardiman, mengatakan saat ini sebanyak 70 persen bahan baku dan komponen produk di Indonesia masih diimpor dengan transaksi dolar AS.
"Besar dampaknya karena sekitar 70 persen bahan baku dan komponen masih diimpor dengan transaksi USD," kata Daniel kepada Kumparan, Rabu (26/6).
Sementara itu, produsen elektronik dalam negeri tengah mengalami kesulitan untuk menaikkan harga jual. Hal ini dikarenakan kondisi pasar yang masih terdistorsi dari dikeluarkannya Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 8 Tahun 2024 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Perdagangan No 36/2023 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor.
Petugas menunjukan uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (3/1/2023). Foto: Muhammad Adimaja/Antara Foto
"Bagi produsen dalam negeri sulit menaikkan harga jual saat ini karena pasar masih terdistorsi dari dikeluarkannya Permendag 8/2024," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Daniel mengatakan bahwa tidak ada level rupiah yang ideal bagi para produsen elektronik secara nasional bila berkaca dari kondisi kondisi rupiah saat ini. Dalam menghadapi rupiah yang melemah, menurutnya untuk pengusaha elektronik tidak ada cara selain penyesuaian harga apa bila memang diperlukan.
"Tidak ada nilai tukar ideal yang penting stabil," ujarnya.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menunjukkan tren pelemahan. Mengutip data Bloomberg, nilai tukar rupiah melemah 0,36 persen atau 58,50 bps ke level Rp 16.433 per dolar AS pada pembukaan perdagangan, Rabu (26/6).