Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.80.1
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
Pengusaha elektronik yang tergabung dalam Gabungan Pengusaha Elektronik (Gabel) mengalami dampak signifikan dari melemahnya nilai tukar rupiah ini.
Sekretaris Jenderal Gabel, Daniel Suhardiman, mengatakan saat ini sebanyak 70 persen bahan baku dan komponen produk di Indonesia masih diimpor dengan transaksi dolar AS.
"Besar dampaknya karena sekitar 70 persen bahan baku dan komponen masih diimpor dengan transaksi USD," kata Daniel kepada Kumparan, Rabu (26/6).
Sementara itu, produsen elektronik dalam negeri tengah mengalami kesulitan untuk menaikkan harga jual. Hal ini dikarenakan kondisi pasar yang masih terdistorsi dari dikeluarkannya Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 8 Tahun 2024 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Perdagangan No 36/2023 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor.
"Bagi produsen dalam negeri sulit menaikkan harga jual saat ini karena pasar masih terdistorsi dari dikeluarkannya Permendag 8/2024," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Daniel mengatakan bahwa tidak ada level rupiah yang ideal bagi para produsen elektronik secara nasional bila berkaca dari kondisi kondisi rupiah saat ini. Dalam menghadapi rupiah yang melemah, menurutnya untuk pengusaha elektronik tidak ada cara selain penyesuaian harga apa bila memang diperlukan.
"Tidak ada nilai tukar ideal yang penting stabil," ujarnya.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menunjukkan tren pelemahan. Mengutip data Bloomberg, nilai tukar rupiah melemah 0,36 persen atau 58,50 bps ke level Rp 16.433 per dolar AS pada pembukaan perdagangan, Rabu (26/6).