Pelemahan Rupiah Tidak Buat Kimia Farma Naikkan Harga Produk

8 Juli 2022 10:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kimia Farma Health & Beauty. Foto: Kimia Farma
zoom-in-whitePerbesar
Kimia Farma Health & Beauty. Foto: Kimia Farma
ADVERTISEMENT
Sejumlah emiten diperkirakan terdampak dengan depresiasi rupiah, salah satunya sektor farmasi karena membeli bahan baku impor. Apalagi saat ini pergerakan rupiah masih bertahan di kisaran Rp 14.980-an terhadap dolar AS, Jumat (8/7).
ADVERTISEMENT
Sekretaris Perusahaan PT Kimia Farma Tbk. (KAEF), Ganti Winarno mengatakan, dengan kondisi penguatan dolar AS ini, pihaknya telah melakukan strategi untuk mengantisipasi kenaikan harga bahan baku.
“Perseroan telah melakukan mitigasi dengan melakukan kerja sama dengan supplier dalam tempo beberapa bulan ke depan, untuk menjaga ketersediaan bahan baku dan menjaga agar tidak terjadi lonjakan harga bahan baku,” ujar Ganti saat dihubungi kumparan, Jumat (8/7).
Perseroan juga telah melakukan analisa dan perencanaan kebutuhan bahan baku untuk menjaga keberlangsungan produksi sehingga proses produksi tetap berjalan dengan baik sesuai dengan jadwal. Sehingga, belum ada kebijakan untuk menaikkan harga produk hingga saat ini.
Adapun Kimia Farma juga memiliki anak perusahaan yaitu Kimia Farma, Sungwun Pharmacopia yang memproduksi beberapa jenis bahan baku obat produksi dalam negeri yang sudah memperoleh sertifikasi Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Keberadaan anak perusahaan ini diharapkan dapat membantu mengurangi importasi bahan baku.
ADVERTISEMENT
Dalam laporan keuangan kuartal pertama 2022, Kimia Farma membukukan laba bersih sebesar Rp 5,7 miliar. Laba bersih tersebut turun 199,79 persen dibanding kuartal 1 2021 sebesar Rp 17,29 miliar.
Kimia Farma berhasil meraup pendapatan sebesar Rp 2,26 triliun pada kuartal 1 2022. Pendapatan tersebut menurun 1,75 persen dibanding kuartal 1 2021 sebesar RP 2,3 triliun.