Pelindo Beri Kompensasi Pemilik Kontainer dan Truk yang Terjebak Macet di Priok

18 April 2025 16:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga duduk di atas mobil saat terjebak macet di Jalan Yos Sudarso menuju Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (17/4/2025). Foto: Bayu Pratama S/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Warga duduk di atas mobil saat terjebak macet di Jalan Yos Sudarso menuju Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (17/4/2025). Foto: Bayu Pratama S/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Kemacetan masih terjadi di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, karena meningkatnya kapal yang masuk ke New Priok Container Terminal One (NPCT1) Pelabuhan Tanjung Priok terjadi sejak Rabu (16/4) malam hingga Kamis (17/4) sore. Banyak truk terjebak padahal harus mengangkut barang.
ADVERTISEMENT
Atas peristiwa ini, PT Pelabuhan Indonesia atau Pelindo memberi beberapa kompensasi bagi pengusaha yang terdampak. Executive Director Regional 2 PT Pelindo Drajat Sulistyo menjelaskan beberapa kompensasi yang diberikan adalah penambahan waktu pembatalan Surat Penarikan Peti Kemas (SP2) atau Surat Penarikan Peti Kemas Impor (SP2/tila).
“Kita tidak tarik cost (biaya). Kami selesaikan sehingga ini akan sangat membantu teman-teman apa, pengendara atau pemilik kargo. Kami juga melepas gate saat tapping gate-nya,” kata Drajat dalam konferensi pers di Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Utama, Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Jumat (18/4).
Selain itu, Pelindo juga memberikan kompensasi kepada truk-truk yang terjebak di jalan arteri untuk masuk ke dalam tol. Hal ini dilakukan atas kerja sama dengan Kepolisian melalui Direktorat Lalu Lintas (Dirlantas). Pelindo juga memberi konsumsi bagi para pengemudi truk yang terjebak.
ADVERTISEMENT
“Itu juga biaya tol kami juga bantu itu bersama-sama Pak Dirlantas dan Pak Kapolres kita coba membantu untuk memasukkan ke mana, ke tol itu juga kami kompensasi,” ujarnya.
Suasana kesibukan aktivitas di gerbang Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Jumat (18/4/2025). Foto: Abid Raihan/kumparan
Drajat menjelaskan kepadatan yang terjadi di pelabuhan terjadi karena peningkatan volume kapal dan kontainer di NPCT 1. Ada tiga kapal yang baru datang, padahal seharusnya mereka sandar sejak satu pekan lalu. Kapal tersebut adalah MSC Adu V, Ever Balmy, dan Starship Venus.
“Tiga kapal ini memang kapal yang harusnya yang dua itu datang minggu lalu yang satunya lagi harusnya datang 24 jam sebelumnya,” kata Drajat.
“Dengan dampak adanya kapal yang sandar tidak di waktu yang memang sudah ditentukan karena kapal kontainer ini sudah terjadwal (kedatangannya), tetapi mengalami delay (keterlambatan), sehingga menambah volume di masa atau di waktu yang memang tidak seharusnya,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Ia juga melihat terdapat peningkatan ekonomi pasca lebaran yang dapat dilihat dari aktivitas peti kemas yang sudah naik.
Year to year-nya di Maret Maret 2024 dan 2025 ini ada peningkatan sekitar 4,2 persen ini memang ada peningkatan ekonomi sehingga sudah ada peningkatan, plus tambahan lagi ada waktu kapal yang sandar tidak seharusnya,” ujar Drajat.
Dengan begitu NPCT 1 mendapat order untuk merilis kurang lebih 4.200 kontainer yang biasanya hanya 2.500 kontainer atau melonjak hampir 100 persen. Drajad menyebut ini merupakan penumpukan kontainer terparah karena belum pernah terjadi sebelumnya.