Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Pelindo I-IV Bakal Merger Demi Efisiensi Biaya Logistik
17 Juli 2021 19:46 WIB
·
waktu baca 3 menitDiperbarui 27 Agustus 2021 14:03 WIB
ADVERTISEMENT
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN ) akan melakukan integrasi atau merger terhadap seluruh pengelola pelabuhan yaitu PT Pelabuhan Indonesia I hingga IV. Direktur Utama Pelindo II , Arif Suhartono menjelaskan rencana yang sudah diinisiasi sejak 15 tahun lalu tersebut dilakukan salah satunya agar biaya logistik bisa lebih efisien.
ADVERTISEMENT
“Merger ini sudah dibicarakan sejak 15 tahun yang lalu tapi Alhamdulillah enggak pernah terjadi. Tapi semoga di era kepemimpinan yang sekarang akan di merger jadi satu,” ujar Arif dalam Webinar Leadership in Digital Era, PPM School of Management, Sabtu (17/7).
Menurut Arif, meski saat ini ada empat pengelola pelabuhan , namun sejatinya pelanggan dari keempat perseroan ini sama. Terutama untuk peti kemas domestik.
Di sisi lain, bicara soal bisnis di sektor pelabuhan, faktor tepat waktu menjadi hal yang sangat esensial. Artinya bisnis di sektor ini sangat identik dengan proses yang sudah terjadwal. Seperti misalnya kapan kapal bongkar muat, kapan kapal berangkat hingga kapan sebuah kapal bakal sandar. Menurut Arif ketika masing-masing pelabuhan memberikan performa yang stabil, maka jadwal ini tidak akan terganggu sehingga bisnis bisa berjalan lancar dan efisien.
Sayangnya karena ada empat pengelola, seringkali performa pelabuhan yang satu tidak sama dengan pelabuhan lainnya. Menurut Arif, apabila ada satu pelabuhan yang performanya tidak stabil maka hal tersebut akan mempengaruhi pelabuhan lainnya, karena jadwal yang sudah diatur akan berantakan.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut tercermin juga dalam daya saing logistik Indonesia. Mengutip Indeks Logistik Negara-Negara ASEAN (2018) yang dirilis Bank Dunia, daya saing Indonesia berada di peringkat ke-5 atau di bawah Singapura, Thailand, Vietnam dan Malaysia.
“Pada akhirnya biaya logistik lebih tinggi. Ini enggak akan terjadi apabila semua pelabuhan mempunyai performa yang sama, mempunyai fasilitas fisik yang sama maka akan memberikan dampak yang optimal,” ujarnya.
Untuk itulah merger keempat operator pelabuhan ini menurut Arif, menjadi satu rencana yang mendesak dilakukan. Harapannya dengan merger tersebut nantinya trafik pelabuhan jadi meningkat, biaya logistik lebih efisien, serta integrasi semakin lancar dan tepat waktu.
“Sehingga akan dimerger jadi satu. Harapannya pelayanan yang akan diberikan semua pelabuhan dari ujung ke ujung diharapkan sama. Pada akhirnya berdampak positif,” tandas Arif.
ADVERTISEMENT
Integrasi BUMN Pelabuhan Bisa Mudahkan Pelanggan
Arif pada kesempatan berbeda mengungkapkan, merger juga bisa menguntungkan para pelanggan di pelabuhan. Pelayanan ke depannya di setiap pelabuhan ke depannya bisa disamakan kualitasnya.
Di bawah satu holding, jenis pelayanan bakal dibuat klaster. Arif mencontohkan klaster mulai dari peti kemas, non-peti kemas, marine, logistik, hingga equipment akan dikontrol menjadi satu. Ia mengatakan kondisi tersebut bakal lebih mudah dalam mengelolanya.
“Jadi akan sangat bagus apabila terminal dari ujung ke ujung mempunyai performance yang sama, mempunyai account manajer yang sama, service-nya sama, standar otomatis sama, dan ini akan memudahkan bagi customer,” kata Arif saat berbincang dengan Arya Sinulingga yang ditayangkan di YouTube Kementerian BUMN, Jumat (15/1).
ADVERTISEMENT
Untuk itu, Arif mengharapkan semua pihak terkait bisa mendukung rencana tersebut. Merger ini juga dianggap bisa menguntungkan dari segi korporasi dan Kementerian BUMN.
“Dari sisi BUMN tentunya akan ada hanya saja bahwa sebuah merger akan memberikan dampak-dampak positif terhadap korporasi, share service dan lain-lain,” tutur Arif.