Peluang IPO Grup Djarum, Usai Blibli, Tiket.com, & RANC Bentuk Ekosistem Baru

16 Oktober 2022 7:41 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
11
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Blibli Tiket Foto: Channel YouTube tiket.com
zoom-in-whitePerbesar
Blibli Tiket Foto: Channel YouTube tiket.com
ADVERTISEMENT
Proses melantainya Grup Djarum, Blibli atau PT Global Digital Niaga di Bursa Efek Indonesia (IPO) semakin dekat. Apalagi perusahaan telah mengumumkan secara resmi telah mengintegrasikan layanan dengan e-commerce lainnya Tiket.com dan PT Supra Boga Lestari Tbk (RANC) atau Ranch Market dengan membentuk ekosistem baru bernama Blibli Tiket.
ADVERTISEMENT
Dalam akun instagram resminya, Blibli percaya diri hasil kolaborasi ini bisa membuat pelanggan menikmati lebih banyak pilihan. Terutama dengan adanya tambahan lini bisnis tiket milik Tiket.com dan supermarket milik Ranch Market.
"Kami akan bikin hidupmu jadi lebih simple, lebih seru, jadi lebih berpengalaman, dan pastinya masih banyak benefit besar lainnya yang bisa kamu rasain," tulisnya dalam pengumuman tersebut, Jumat (14/10).
Sejak awal tahun ini, Blibli dan Tiket.com dikabarkan akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sebelum rencana Initial Public Offering (IPO) itu terjadi, keduanya akan merger terlebih dahulu dengan tujuan khusus alias Special Purpose Acquisition Company (SPAC).
Baru-baru ini Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi mengatakan, sebetulnya Blibli telah memasukkan pernyataan pendaftaran IPO sudah cukup lama. Namun, melihat situasi dan kondisi pelaksanaan IPO sempat ditunda.
ADVERTISEMENT
“Tetapi, karena situasi dan kondisi yang ada jadi sempat ditunda untuk IPO-nya. Beberapa waktu yang lalu sepertinya mereka masukkan lagi,” katanya dalam konferensi pers, belum lama ini.
Inarno menjelaskan, penentuan besaran saham dan harga penawaran IPO masih harus menunggu proses bookbuilding. Penentuan besaran saham pun bergantung pada kondisi eksternal.
Dikutip dari DealstreetAsia, Blibli yang masuk dalam konglomerasi Djarum Group itu berencana untuk mengumpulkan sekitar USD 500 juta dalam IPO ini. Valuasi perusahaan ditaksir sebesar USD 4 miliar.

Peluang IPO Grup Djarum

Ilustrasi Pergerakan IHSG di BEI Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Pengamat pasar modal Teguh Hidayat, mengamati keadaan ekonomi yang dikabarkan akan mengalami resesi global, tak dipungkiri akan menjadi tantangan tersendiri bagi para startup.
Teguh mengatakan, kinerja startup tergantung pada pendanaan dari para investor awal atau founder, yang biasanya merupakan investor institusi besar. Dengan adanya kemungkinan resesi dan kenaikan suku bunga, para investor besar ini tentunya akan lebih hati-hati.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Roger MM, mengungkapkan biasanya investor mempelajari pengalaman para startup yang IPO terlebih dahulu untuk mengambil keputusan investasi.
Walaupun kondisi pasar di domestik maupun global saat ini kurang baik, namun kejutan dari emiten-emiten yang baru IPO menjadi harapan investor.
"Kalau secara valuasi mungkin investor banyak yang melihat secara brand dari emiten, sehingga bisa diproyeksi sebagai perusahaan yang punya potensi," kata Roger.
Roger menyarankan investor untuk berinvestasi dalam jangka pendek, setelah melihat saham PT Bukalapak.com (BUKA) dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) turun dari harga IPO setelah beberapa bulan melantai di Bursa.
"Namun bukan berarti untuk jangka panjang saham-saham ini tidak punya peluang, akan ada momennya," sebutnya.
ADVERTISEMENT