Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menurut Head of Undergraduate Program in PPM School of Management, Aprihatiningrum Hidayati, peningkatan volume kendaraan ini tak dibarengi jumlah SPBU yang memadai. Dari tahun 2016 hingga 2020, setidaknya jumlah kendaraan pribadi tercatat tumbuh sebanyak 5 persen.
"Sekarang dari sisi suplai bahan baku sendiri, di Indonesia itu 1 banding 40 ribu pengendara. Ini kan kalau dibanding negara berkembang lainnya cukup jauh, peluang bagi pengusaha ritel SPBU untuk masuk," jelas Aprihati dalam webinar Melihat Peluang Bisnis Ritel SPBU di Indonesia, Kamis (8/4).
Peluang itu, menurutnya menjadi makin moncer saat proses pemulihan dari dampak pandemi sudah berjalan. Ia menilai, orang-orang akan semakin banyak yang beralih ke kendaraan pribadi saat mobilitas mulai meningkat.
Berjalannya proses vaksinasi, yang kemudian berdampak mulai normalnya aktivitas masyarakat, turut mengerek konsumsi BBM.
ADVERTISEMENT
Pendapat senada juga disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Bagas Arghadirga. Setidaknya kata Bagas, Indonesia masih memerlukan ribuan lagi jumlah SPBU baru.
Ia mencontohkan khusus untuk wilayah Papua saja, masih memerlukan ratusan SPBU baru untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat.
"Kita lihat di Indonesia saat ini membutuhkan banyak SPBU. Kebetulan kemarin kami dari Indonesia timur, utamanya Papua, di sana disampaikan masih membutuhkan ratusan titik SPBU itu mungkin bisa dilihat bagi peluang bagi SPBU," ujarnya.