Pembangunan Bendungan Jlantah Capai 93,25 Persen, Segera Mengairi 1.494 Ha Sawah

31 Oktober 2024 13:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bendungan Jlantah, Karanganyar, Jawa Tengah. Foto: Dok. Waskita Karya
zoom-in-whitePerbesar
Bendungan Jlantah, Karanganyar, Jawa Tengah. Foto: Dok. Waskita Karya
ADVERTISEMENT
PT Waskita Karya (Persero) Tbk membeberkan pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) Bendungan Jlantah telah mencapai 93,25 persen. Bendungan di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, akan mengairi lahan persawahan seluas 1.494 hektare (ha) di Kecamatan Jatiyoso dan Jumapolo.
ADVERTISEMENT
Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita, mengatakan bendungan ini merupakan bagian dari upaya mendukung program ketahanan pangan yang menjadi sektor prioritas pemerintahan Prabowo-Gibran. Menurutnya, bendungan ini bisa menjadi salah satu cara mengejar target swasembada pangan di 2028.
Ermy mengungkapkan setelah diairi dengan bendungan ini, jumlah panen di lahan sawah di Kecamatan Jatiyoso dan Jumapolo ditargetkan bisa meningkat jadi tiga kali dalam setahun. Sebab, sebelumnya pengairan sawah di sekitar Kabupaten Karanganyar mengandalkan tadah hujan.
“Ke depannya melalui saluran irigasi dari Bendungan Jlantah, panen bisa dilakukan sebanyak tiga kali dalam setahun. Tidak lagi bergantung pada musim," kata Ermy melalui keterangan tertulis, Kamis (31/10.
Bendungan Jlantah, Karanganyar, Jawa Tengah. Foto: Dok. Waskita Karya
Ermy menjelaskan bendungan yang didesain dengan tinggi 70 meter dari pondasi terdalam dan memiliki panjang 404 meter tersebut memiliki kapasitas tampung sebanyak 10,97 meter kubik (m3). Kemudian air baku yang bisa disuplai mencapai 150 liter per detik (l/dt) untuk Kecamatan Jumapolo, Kecamatan Jumantono, Kecamatan Jatipuro, Kabupaten Karanganyar.
ADVERTISEMENT
"Bendungan Jlantah pun mampu mereduksi banjir hingga 70,33 meter kubik per detik (m3/dt) dengan volume 1,436 juta m3. Bendungan ini berpotensi pula sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLMTH) sebesar 625 kilowatt (kw)," jelas Ermy.
Selain itu, kata Ermy, lokasi bendungan ini juga cukup strategis di antara Sungai Jlantah dan Sungai Puru di Desa Tlobo dan Karangsari. Proyek ini juga diyakini bisa dikembangkan menjadi kawasan agrowisata. Sehingga dapat membuka semakin banyak kesempatan usaha dan lapangan pekerjaan.
Bendungan ini dikerjakan lewat Kerja Sama Operasional (KSO) Waskita-Adhi. Total nilai kontrak Bendungan Jlantah mencapai Rp 956 miliar.