Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Pembangunan Kawasan Pelabuhan Kuala Tanjung Butuh Dana Rp 12 Triliun
30 Mei 2021 19:00 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
PT Pelindo I (Persero) membutuhkan biaya jumbo untuk mengembangkan Pelabuhan Kuala Tanjung di Sumatera Utara. Perkiraan dananya sekitar Rp 12 triliun.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Pelindo I, Prasetyo, mengatakan dana tersebut merupakan total belanja modal (capital expenditur/capex) yang masih terus dihitung. Khusus di kawasan pelabuhan dengan kapasitas maksimal 7,5 juta TeUs, investasinya sekitar Rp 5 triliun hingga Rp 7 triliun.
"Secara total perkiraan capex Kuala Tanjung sebesar Rp 12 triliun, tapi perlu kita value engineering dulu," kata dia saat dihubungi kumparan, Minggu (30/5).
Prasetyo menuturkan, kawasan Pelabuhan Tanjung Kuala atau disebut Kuala Tanjung Port and Industrial Estate (PIE) memiliki dua segmentasi kegiatan yaitu kawasan pelabuhan bernama Kuala Tanjung Terminal (container dan bulk cargo) dan Kuala Tanjung Industrial Estate dengan luas ultimate 3.400 hektar.
Untuk kawasan pelabuhan dikelola anak usaha Pelindo I bernama PT Prima Multi Terminal (PMT). Sedangkan untuk kawasan industrinya dikelola PT Prima Terminal Petikemas (PTP).
ADVERTISEMENT
Pelindo I Gaet Perusahaan China dan Belanda
Sejauh ini, Pelindo sudah menandatangani kerja sama dengan dua investor asing untuk pengembangan pelabuhan ini. Keduanya yaitu Zhejiang Seaport Group dan Port of Rotterdam yang memiliki jaringan logistik global.
Untuk pembagian pembagian biaya investasi, Prasetyo mengatakan masih belum disepakati dengan dua perusahaan asing itu. "Masih belum disepakati karena prosesnya masih due dilligence," katanya.
Selain asing, sejumlah perusahaan lain di dalam negeri juga bersinergi dalam pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung. Salah satunya PT Pertamina (Persero) dengan membangun sarana dan fasilitas bunker penunjang TBBM, yang ke depan akan dikembangkan sebagai TBBM untuk membantu suplai di wilayah Sumatera Utara. Pembangunan sarana dan fasilitas bunker ini berada di lahan milik Pelindo I.
ADVERTISEMENT
Adapun pembangunan kawasan pelabuhan ini dibagi beberapa tahap, tidak langsung selesai dibangun semua pada 2024. Dalam rencana jangka panjang, menurutnya, bisa mencapai 10 hingga 15 tahun tergantung pertumbuhan hinterland.
Lokasi pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung yang memiliki visi Indonesia's Logistics and Supply Chain Hub ini sangat strategis. Sebab berada di area perdagangan maritim internasional. Apalagi, China saat ini tengah membangun jalur sutra melalui laut dengan proyek OBOR (One Belt One Road).
Adapun penamaan proyek OBOR telah direvisi menjadi proyek Belt Road Initiative (BRI). Terkait proyek ini, pada 27 April 2019 lalu sejumlah pebisnis Indonesia dan China menandatangani 23 Memorandum of Understanding (MoU) dalam acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) II Belt Road Initiative (BRI) di Beijing, China.
ADVERTISEMENT
Live Update