Pembangunan Pabrik Aluminium di Kaltara Terkendala Pasokan Listrik

23 Februari 2018 15:41 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pabrik Asahan Alumunium, Inalum (Foto: Michael Agustinus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pabrik Asahan Alumunium, Inalum (Foto: Michael Agustinus/kumparan)
ADVERTISEMENT
PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum berencana akan membangun pabrik aluminium baru di Kawasan Industri Tanah Kuning, Kalimantan Utara. Namun, pembangunan pabrik yang ditargetkan dimulai pada 2020 tersebut hingga saat ini masih terkendala masalah kepastian pasokan listrik.
ADVERTISEMENT
"Industri ini butuh energi yang sangat besar, makanya perlu harga yang kompetitif juga," kata Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian, Harjanto, dalam siaran persnya, Jumat (23/2).
Adapun pasokan listrik untuk Kawasan Industri Tanah Kuning, Kaltara, rencananya disalurkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sungai Kayan yang akan dibangun.
Pabrik Asahan Alumunium, Inalum (Foto: Michael Agustinus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pabrik Asahan Alumunium, Inalum (Foto: Michael Agustinus/kumparan)
Sementara itu, Direktur Utama PT Inalum Budi Gunadi Sadikin mengatakan Inalum memproduksi sekitar 250.000-260.000 ton aluminium pada tahun 2017. Rencananya, Inalum ingin meningkatkan produksi menjadi 500.000 ton pada 2021.
“Peningkatan kita tahun 2017 lebih dari 25 persen dibanding 2016," ucapnya.
Secara jangka panjang, Inalum menargetkan total produksi aluminium mencapai dua juta ton per tahun. Hal ini didukung pabrik Smelting Plant di Kuala Tanjung dan pabrik di Kalimantan Utara.
ADVERTISEMENT
Dalam rencana bisnis Inalum, Kalimantan Utara akan memproduksi aluminum hingga mencapai satu juta ton per tahun. Adapun pemerintah menargetkan produksi Inalum bisa mencapai 2 juta ton pada 2025.
Saat ini, kebutuhan aluminium diperlukan untuk berbagai sektor, antara lain mendukung industri konstruksi termasuk transmisi dalam proyek pembangkit listrik 35 ribu megawatt, otomotif, perkapalan, infrastruktur maupun produk rumah tangga.