Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Adapun proyek loop line berupaya untuk mengangkat seluruh rel kereta yang berada di atas tanah di DKI Jakarta menjadi layang, misalnya seperti di rel di Stasiun Cikini, Stasiun Gondangdia, dan Stasiun Gambir.
“Target bisa dijalankan menurut RITJ, tahun 2020 proyek sudah harus jalan,” ujar Kepala BPTJ Bambang Prihartono kepada kumparan, Rabu (19/6).
Dia menjelaskan, pemrakarsa proyek itu ialah konsorsium PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) , dan PT Jaya Konstruksi. Saat ini studi kelayakan atau feasibility study proyek tengah dilakukan.
“Bulan ini selesai feasibility study-nya oleh konsorsium ini. Karena kan sudah dikerjakan beberapa bulan study ini,” ungkapnya.
Bambang Pri menambahkan, dalam studi kelayakan itu terdapat pula rincian biaya yang harus digelontorkan untuk menjalankan proyek ini. Nantinya hasil studi itu akan diserahkan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
ADVERTISEMENT
“Sekarang kami sedang koordinasi dengan Pemprov DKI, karena nanti yang akan mendanai oleh DKI. Dulu di Pemprov DKI pernah enggak jalan dan waktu itu ditarik ke pusat. Sekarang Pemprov DKI siap mendanai, kita kawal,” kata Bambang Pri.
Adapun tujuan adanya proyek kereta layang ialah untuk meningkatkan frekuensi pemberangkatan kereta agar jumlah penumpang kereta meningkat. Selama ini, frekuensi pemberangkatan kereta terhambat karena rel kereta terganggu perlintasan sebidang.