Pembelaan Sri Mulyani soal Utang: Surat Al-Baqarah dan Menkeu Terbaik

24 Januari 2019 10:41 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:48 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tampilan baru Sri Mulyani di Unsyiah (Foto:  Ampelsa/ANTARA FOTO)
zoom-in-whitePerbesar
Tampilan baru Sri Mulyani di Unsyiah (Foto: Ampelsa/ANTARA FOTO)
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengklaim, gelar sebagai menteri terbaik di dunia diraihnya karena sangat hati-hati dan teliti mengelola utang. Sambil mengutip surat Al-Baqarah di Al Qur'an, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu juga menyatakan dalam Islam utang bukanlah urusan yang najis.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya utang pemerintah kembali menjadi sorotan setelah Kementerian Keuangan (Kemenkeu) merilis laporan APBN Kita edisi terbaru atau selama 2018. Total utang pemerintah pusat selama 2018 mencapai Rp 4.418,3 triliun, naik 10,59 persen dibandingkan 2017 senilai Rp 3.995,2 triliun.
Berdasarkan data resmi Kementerian Keuangan, total utang tersebut terdiri dari pinjaman Rp 805,62 triliun dan Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 3.612,69 triliun.
Dengan produk domestik bruto (PDB) selama tahun lalu sebesar Rp 14.735,85 triliun, maka rasio utang pemerintah sebesar 29,98 persen terhadap PDB.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai utang pemerintah tersebut masih aman. Rasio utang yang 30 persen terhadap PDB juga dinilai masih lebih kecil dibandingkan negara lain yang bisa 100 persen.
ADVERTISEMENT
Adapun dalam Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, batas maksimal rasio utang adalah 60 persen terhadap PDB.
"Debt to GDP ratio sepengetahuan saya itu 30 persen enggak tinggi. Tapi kita tidak katakan mau sembrono, kan enggak juga. Kita harus hati-hati," kata Sri Mulyani di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/1).
Klarifikasi Pernyataan IMF
Sri Mulyani menegaskan pernyataan Dana Moneter Internasional (IMF) agar pemerintah bisa mengurangi utang demi mengurangi risiko penurunan ekonomi global tak relevan untuk Indonesia.
Dia mengatakan, pernyataan IMF tersebut lebih sesuai untuk sejumlah negara yang memiliki rasio utang tinggi. Adapun dalam laporan kuartal III 2018, IMF sempat menyebut ada 40 persen negara berpendapatan rendah (low income country) yang rasio utangnya sangat tinggi, bahkan bisa mencapai 100 persen terhadap PDB.
ADVERTISEMENT
"Jadi tidak relevan untuk Indonesia statement itu. (rasio utang) kita makin menurun," kata Sri Mulyani.
Dia mencontohkan Italia, yang rasio utangnya mencapai 100 persen dan defisit anggarannya di atas 2,4 persen dari PDB.
"Untuk negara itu lah statement IMF berlaku. Negara itu harus jaga kesiembangan fiskal dengan mengurangi defisit, dengan mengurangi utangnyaa tanpa membuat growth melemah, kalau melemah utang turun juga tidak akan menurun," jelas dia.
Petugas Bank menyiapkan uang kertas rupiah untuk ATM dan kantor cabang di Jakarta. (Foto: AFP PHOTO / Bay Ismoyo)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas Bank menyiapkan uang kertas rupiah untuk ATM dan kantor cabang di Jakarta. (Foto: AFP PHOTO / Bay Ismoyo)
Seorang santri baca surat Al-Baqarah yang terkait utang
Pada malam hari kemarin, Sri Mulyani menghadiri rapat kerja nasional Kementerian Agama (Kemenag). Dia pun meminta Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin untuk turut membantu menjelaskan ke masyarakat mengenai fungsi utang.
Dalam acara tersebut, Sri Mulyani sambil berguyon memberi pertanyaan kepada Lukman terkait acara beasiswa santri beberapa waktu lalu, yang dibuka oleh seorang santri yang membacakan ayat suci Al-Quran surat Al-Baqarah mengenai utang.
ADVERTISEMENT
"Pak Lukman ingat enggak waktu itu kita bikin acara beasiswa untuk santri, ada yang ngaji bagus banget, bacanya surat Al-Baqarah ayat berapa itu?" tuturnya.
"Pak Lukman pasti lupa. Tapi saya masih ingat. Itu Al-Baqarah yang isinya mengenai utang. Mencatatlah utang secara teliti dan hati-hati. Saya lakukan itu. Kalau saya enggak lakukan itu saya enggak mungkin jadi Menteri Keuangan terbaik di dunia, enggak mungkin," kata dia.
Adapun berdasarkan penelusuran kumparan, surat Al-Baqarah terkait itu tertuang dalam ayat 282-283.
Menteri Keuangan Terbaik di Dunia
Sri Mulyani pun mengakui, penghargaan dunia yang menjadikannya sebagai Menteri Keuangan Terbaik di awal tahun ini lantaran dirinya selalu teliti dan hati-hati dalam mengelola utang.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan sambutan atas penganugerahan dirinya sebagai Menteri Keuangan Terbaik 2018, Sabtu (13/10). Anugerah itu diberikan majalah Global Market.  (Foto: Agus Tri H/ Kemenkeu)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan sambutan atas penganugerahan dirinya sebagai Menteri Keuangan Terbaik 2018, Sabtu (13/10). Anugerah itu diberikan majalah Global Market. (Foto: Agus Tri H/ Kemenkeu)
Dia mendapat gelar Menteri Keuangan Terbaik di Dunia di awal tahun ini versi majalah The Banker. Berkat kinerjanya di tahun lalu, perekonomian Indonesia dinilai memiliki daya tahan yang kuat, bahkan dalam menghadapi bencana alam.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, Sri Mulyani pun menuturkan penghargaan dari Dubai tak mungkin dia dapatkan jika pihaknya tak teliti dalam mengelola utang.
Pada Februari 2018, Sri Mulyani mendapat penghargaan Menteri Terbaik di Dunia (Best Minister in the World Award) di World Government Summit yang diselenggarakan di Dubai, Uni Arab Emirates.
"Di Dubai juga, saya dapat penghargaan Menteri Terbaik di Dunia. Enggak mungkin, kalau enggak saya lakukan itu (mencatat dengan hati-hati). Kita kelola APBN secara hati-hati, mengenai utang," tambahnya.