Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Pembeli Daging Kerbau Impor India: Dari Pedagang Bakso Sampai Soto
2 Januari 2017 11:04 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
ADVERTISEMENT

Minat masyarakat terhadap daging kerbau impor asal India sangat rendah. Daging kerbau impor asal India ini justru banyak dibeli oleh pedagang bakso dan soto sebagai bahan campuran.
ADVERTISEMENT
"Pembeli daging kerbau beku ini kan nggak sebanyak daging sapi. Paling yang beli pedagang soto, bakso, buat campuran mereka," kata salah satu pedagang daging kerbau impor Lukman saat ditemui kumparan di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (2/1).
Sementara itu, kebanyakan ibu rumah tangga justru tak melirik daging kerbau impor. Meski harganya hanya Rp 85.000/kg, ibu rumah tangga tetap membeli daging sapi segar dengan harga Rp 120.000/kg. Lukman menjual daging kerbau dengan merek Alana dan M.K asal India dengan harga Rp 85.000/kg.
"Kalau ibu rumah tangga pasti memilih sapi," tambahnya.
Hal yang sama juga diakui Ketua Asosiasi Pedagang Daging Indonesia Asnawi. Asnawi mengungkapkan daging kerbau impor lebih banyak dilirik pedagang bakso dan soto sebagai bahan campuran karena harga lebih murah.
ADVERTISEMENT
"Kalau untuk penjual makanan mungkin iya (menggunakan daging kerbau beku), karena harganya lebih murah dan ereka kan mengejar keuntungan. Jadi beli dengan harga yang murah, kalau daging sapi kan bisa Rp 120.000/kg kalau daging kerbau beku hanya Rp 85.000/kg penjual bisa untung," papar Asnawi.