Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Pembeli Gas Seret Imbas Pipa Belum Terkoneksi, Produksi JTB Terpaksa Turun
2 Desember 2023 18:51 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pemerintah mencanangkan konektivitas pipa transmisi gas Cirebon menuju Semarang (Cisem). Saat ini, pembangunan baru terealisasi untuk tahap I yakni dari Semarang menuju Batang sepanjang 60 km.
Dirjen Minyak dan Gas Bumi (Migas ), Tutuka Ariadji, menyebutkan saat ini Jatim dalam kondisi surplus gas, setelah beroperasinya Jambaran Tiung Biru (JTB) yang memiliki kapasitas produksi hingga 190 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
"Ini ditahan juga karena gas di Jatim tidak bisa dialirkan, jadi masalahnya bukan produksi turun tapi masalahnya tidak ada yang beli, kalau gas tidak ada yang beli disimpan lagi di bawah tanah," ungkapnya saat Migas Goes to Campus ITB 2023, Sabtu (2/12).
Akibatnya, produksi gas di Jatim sebesar 100 MMSCFD hingga kini belum terserap. Penurunan produksi ini juga berpotensi lebih tinggi lagi jika pipa gas tidak kunjung tersambung ke Jabar.
ADVERTISEMENT
"Di Jatim itu ada sekitar 100 juta standar kubik per hari yang belum ada pembeli, ini bisa lebih tinggi lagi. Ini sebetulnya kita perlu cari lagi pembeli di Jatim karena pipa dari Jatim belum terkoneksi ke Jabar," imbuh Tutuka.
"Akhirnya apa yang dilakukan, diturunkan produksinya. JTB diturunkan produksinya, karena tidak bisa, offtaker-nya (pembeli) tidak ada," ungkapnya.
Karena belum tersambungnya pipa, lanjut Tutuka, pengiriman gas dari Jatim menuju Jabar harus dilakukan dengan mengubahnya menjadi gas alam cair (liquified natural gas/LNG).
Pemerintah tengah mencanangkan pembangunan Pipa Transmisi Gas Ruas Cirebon-Semarang Tahap II (ruas Batang - Kandang Haur Timur) sepanjang 245 km dimulai tahun 2024. Selanjutnya, pemerintah akan membangun ruas transmisi Dumai-Sei Mangkei sepanjang 428 km.
ADVERTISEMENT
"Kalau di sini sudah nyambung, artinya seluruh Jawa nyambung, kelebihan pasokan dari Jatim bisa dikirimkan," tutur dia.
Tutuka merencanakan, seluruh pipa transmisi gas tersebut bisa terkoneksi setidaknya di tahun 2025 hingga 2028. Tidak hanya pasokan dari Jatim, pipa tersebut bisa menyalurkan pasokan gas jumbo dari Blok Andaman.
"Jadi konektivitas sangat penting dalam infrastruktur, kalau sudah selesai, Andaman kan produksi baru 6-10 tahun dari sekarang, kalau sudah kita bisa terkoneksi," jelasnya.
Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan Jatim akan mengalami surplus pasokan gas di 2023, lantaran Lapangan Jambaran Tiung-Biru (JTB) sudah mulai beroperasi.
Kepala UPP JTB SKK Migas Waras Budi Santosa menyebut selain proyek JTB, ada proyek lain yang juga memproduksi gas di Jatim, yaitu Husky-CNOOC Madura Limited (HCML).
ADVERTISEMENT
"Dengan adanya proyek JTB dan proyek kami di offshore Jatim, di HCML saya sebutkan saja, kemungkinan besar Jatim akan surplus gas. Kalau selama ini kita mengalami shorted di Jatim, ini kemungkinan besar di 2023 akan surplus," ungkapnya saat media briefing di Bojonegoro, Rabu (26/10).
Adapun proyek JTB sudah memulai pengaliran gas perdana atau Gas on Stream (GoS) 20 September 2022. Lapangan ini berkapasitas total 192 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
Live Update