Pemegang Lisensi Pizza Hut di AS Bangkrut, Bagaimana di RI?

3 Juli 2020 11:11 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi logo Pizza Hut Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi logo Pizza Hut Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Salah satu pemegang lisensi waralaba Pizza Hut di Amerika Serikat, NPC International, tengah dalam kondisi sulit. Perusahaan memutuskan untuk mengajukan pailit karena beratnya bisnis mereka di masa pandemi virus corona.
ADVERTISEMENT
NPC terhitung mengoperasikan sebanyak 1.227 outlet Pizza Hut dan 393 toko Wendy's di seluruh AS. NPC Tercatat memiliki beban utang senilai USD 903 juta.
Perusahaan juga sudah pra-negosiasi perjanjian restrukturisasi dengan 90 persen kreditur tingkat pertama serta 17 persen kreditur tingkat kedua. NPC rencananya bakal mulai menjual restoran Wendy atas kesepakatan dengan kreditur.
Lalu bagaimana kondisi Pizza Hut di Indonesia?
"NPC International adalah salah satu dari sekian banyak pemegang hak waralaba Pizza Hut di Amerika yang sedang mengajukan permohonan pailit di Amerika," jelas Direktur PT Sarimelati Kencana, Jeo Susanto, kepada kumparan, Jumat (3/7).
Jeo memulai dengan penjelasan itu untuk kemudian menyatakan bahwa pailitnya pemegang lisensi di AS tersebut tidak sama sekali berhubungan dengan Pizza Hut di Indonesia. Ia mengatakan, PT Sarimelati Kencana merupakan satu-satunya pemegang saham Pizza Hut Indonesia.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ia juga menekankan bahwa Pizza Hut Indonesia, tak memiliki afiliasi apapun dengan NPC. Baik secara operasional bisnis, maupun keuangan.
"Pizza Hut Indonesia merupakan badan hukum yang terpisah, dan tidak memiliki hubungan afiliasi atau hubungan lain apapun dengan NPC. Hal ini termasuk pemisahan atas kegiatan operasional dan keuangan," jelasnya.
Lebih lanjut, Jeo juga memastikan bahwa hingga hari ini Pizza Hut Indonesia masih menjalankan usaha seperti biasanya. Ia juga menyatakan keuangan perusahaan masih dalam kondisi sehat, meski pandemi COVID-19 tengah merebak.
"Pizza Hut Indonesia masih menjalankan kegiatan usaha normal dengan kondisi keuangan yang sehat dan tetap melayani konsumen kami di Indonesia," pungkasnya.