Pemerintah Bangun Pipa WNTS, Biar Tak Semua Gas Natuna Diekspor ke Singapura

28 Februari 2024 17:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pipa gas. Foto: DifferR/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pipa gas. Foto: DifferR/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan pipa gas dari West Natuna Transportation System (WNTS) menuju Batam (Pulau Pemping) akan dibangun agar gas dari kawasan Natuna terserap untuk kebutuhan domestik.
ADVERTISEMENT
Koordinator Program Migas Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas), Rizal Fajar Muttaqien, menuturkan pipa ini akan dibangun oleh PT Perusahaan Gas Negara (PGN). Selama ini, gas dari Natuna tidak ada pembeli (offtaker) domestik.
"Ada juga ruas yang akan dibangun PGN, ruas pipa WNTS yang nantinya akan mengalirkan gas dari Natuna yang selama ini tidak ada offtaker gas, selama ini offtaker-nya hanya diekspor," ucapnya saat webinar Menelisik Kesiapan Pasokan Gas untuk Sektor Industri dan Pembangkit, Rabu (28/2).
Rizal berharap, setelah pembangunan pipa gas transmisi ini rampung gas dari kawasan Natuna bisa memenuhi kebutuhan domestik secara optimal.
Sementara itu, Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas, Kurnia Chairi, mengatakan infrastruktur gas memiliki peranan sangat penting bagi optimalisasi produksi gas nasional.
Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas Kurnia Chairi dalam acara IPA Convex 2023 di ICE BSD, Rabu (26/7/2023). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
Saat ini, pemerintah sedang mempersiapkan pembangunan pipa gas Sei Mangkei-Dumai dan pembangunan pipa transmisi gas Cirebon-Semarang (Cisem) yang memasuki tahap II. Keduanya, kata Kurnia, akan dibangun menggunakan dana APBN agar biaya penyaluran gasnya lebih rendah jika dibangun oleh swasta.
ADVERTISEMENT
Kemudian, lanjut Kurnia, pipa gas WNTS menuju Pulau Pemping juga sangat penting agar industri domestik bisa menyerap gas dari Natuna yang saat ini hanya bisa disalurkan ke ekspor terutama ke Singapura.
"Nanti dengan dibangunnya pipa Wemping yang sebenarnya tidak panjang, hanya sekitar 6 km, maka gas-gas yang di Natuna bisa disalurkan ke wilayah Sumatera, dan dari wilayah Sumatera itu bisa mengisi kembali ke Jawa," ungkapnya.
Kurnia menjelaskan, berbagai infrastruktur gas tersebut diharapkan bisa mengalirkan pasokan gas yang melimpah dari Jawa Timur dan Aceh, terutama untuk menopang wilayah Jawa Barat yang kini mengalami defisit gas.

Jadi Tulang Punggung

PGN bersiap untuk mengembangkan infrastruktur gas secara masif. Foto: Pertamina
Pembangunan pipa transmisi ini sebagai backbone untuk pengaliran gas bumi dari Arun sampai Gresik yang nantinya akan tersambung, diharapkan dapat meningkatkan optimalisasi pemanfaatan gas bumi terutama di Jatim yang saat ini kelebihan pasokan dan adanya potensi baru di Aceh," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan catatan kumparan, Kementerian ESDM telah menugaskan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) untuk membangun infrastruktur pipa gas bumi dari pipa WNTS ke Pulau Pemping, Provinsi Kepulauan Riau, melalui Kepmen ESDM Nomor 6105 K/12/MEM/2016 tanggal 19 Juli 2016.
Awalnya, Kementerian ESDM menargetkan pipa ini rampung dibangun pada tahun 2017. Pipa sepanjang 5 km dan berukuran 16 inch dengan kapasitas 120 MMSCFD tersebut akan menghubungkan WNTS ke Pulau Pemping sehingga gasnya bisa digunakan untuk PT PLN Batam.
Gas yang akan dialirkan ke pipa WNTS ini berasal dari Lapangan Gajah Baru, Blok A Natuna. Selama ini, gas yang diproduksi dari lapangan tersebut, diekspor ke Singapura melalui pipa sebesar 325 MMSCFD.
Sebelumnya ada opsi agar pipa WNTS dibangun oleh PLN. Namun, pipanya hanya untuk PLN di Tanjung Ucang saja. Sementara jika dibangun oleh Premier Oil sebagai pengelola Lapangan Gajah Baru, mengingat kontraknya akan habis pada 2028, maka modalnya harus kembali sebelum tahun itu.
ADVERTISEMENT