Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Pemerintah Bebaskan Pertamina Naikkan Pertamax Cs di Awal Juli 2024
28 Juni 2024 14:39 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM ) menyerahkan keputusan kenaikan harga BBM nonsubsidi , termasuk Pertamax, kepada PT Pertamina (Persero) di awal Juli 2024.
ADVERTISEMENT
Pertamina sudah menahan harga BBM nonsubsidi sejak Februari 2024. Hal ini berdasarkan arahan pemerintah yang ingin menjaga laju inflasi, di tengah gejolak harga pangan dan pasca Pilpres 2024.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan belum ada pembahasan antara pemerintah terkait perubahan harga BBM subsidi. Namun, untuk nonsubsidi keputusannya diserahkan kepada Pertamina .
Meski demikian, dia mengakui harga keekonomian BBM bersubsidi, baik Pertalite maupun Solar, memang lebih tinggi dari harga jual saat ini. Berkat subsidi, kata dia, masyarakat bisa mendapatkan bahan bakar lebih terjangkau.
"Ya naik dong (keekonomiannya), kan harga minyaknya naik," tutur dia.
Arifin juga menyerahkan keputusan kenaikan harga BBM nonsubsidi kepada Kementerian BUMN yang membawahi Pertamina. "Ya itu Pertamina kan di bawahnya siapa, Kementerian BUMN," pungkas Arifin.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menegaskan belum ada pembahasan terkait kemungkinan kenaikan harga BBM subsidi bersama Kementerian ESDM.
Adapun harga BBM subsidi belum pernah mengalami penyesuaian sejak September 2022. Sementara harga BBM nonsubsidi yang dijual PT Pertamina (Persero) juga sudah ditahan sejak Februari 2024.
"Sampai saat ini tidak ada pembahasan mengenai kemungkinan kenaikan harga BBM dengan Kementerian ESDM," kata Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Isa Rachmatarwata saat konferensi pers APBN KiTA, Kamis (27/6).
Isa mengakui, subsidi BBM tertekan nilai tukar rupiah yang melemah secara signifikan akhir-akhir ini, namun harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) masih sesuai dengan proyeksi APBN 2024.
"Jadi kita belum terlalu mendapat tekanan untuk dari sisi ICP, tetapi dari sisi kurs kita mulai mendapatkan tekanan untuk subsidi BBM ini," jelasnya.
ADVERTISEMENT