Pemerintah Bebaskan Pertamina, Pertamax CS Bakal Naik 1 Juli 2024?

29 Juni 2024 9:14 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi SPBU Pertamina. Foto: Dok. Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi SPBU Pertamina. Foto: Dok. Pertamina
ADVERTISEMENT
Pemerintah tidak lagi meminta PT Pertamina (Persero) menahan harga BBM nonsubsidi, mencakup Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, serta Pertamina Dex mulai 1 Juli 2024. Hal tersebut dilontarkan Menteri ESDM Arifin Tasrif.
ADVERTISEMENT
BUMN energi ini sudah menahan harga BBM nonsubsidi sejak Februari 2024. "Ya itu kan nonsubsidi. Iya, mau naik juga melihat daya beli masyarakat," kata Arifin saat ditemui di kantor Ditjen Migas Kementerian ESDM, Jumat (28/8).
Arifin mengakui harga keekonomian BBM saat ini lebih tinggi dari harga jual, apalagi harga BBM subsidi yang terakhir dinaikkan September 2022 lalu. Meski begitu, dia enggan menyebutkan harga keekonomian BBM terbaru.
"Ya naik dong (keekonomiannya), kan harga minyaknya naik," tutur dia.
Arifin juga menyerahkan keputusan kenaikan harga BBM nonsubsidi kepada Kementerian BUMN yang membawahi Pertamina. "Ya itu Pertamina kan di bawahnya siapa, Kementerian BUMN," pungkas Arifin.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengecek pasokan BBM di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina Integrated Terminal di Surabaya, Kamis (4/4/2024). Foto: Akbar Maulana/kumparan
Sebelumnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menegaskan belum ada pembahasan terkait kemungkinan kenaikan harga BBM subsidi bersama Kementerian ESDM.
ADVERTISEMENT
"Sampai saat ini tidak ada pembahasan mengenai kemungkinan kenaikan harga BBM dengan Kementerian ESDM," kata Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Isa Rachmatarwata saat konferensi pers APBN KiTA, Kamis (27/6).
Isa mengakui, subsidi BBM tertekan nilai tukar rupiah yang melemah secara signifikan akhir-akhir ini, namun harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) masih sesuai dengan proyeksi APBN 2024.
"Jadi kita belum terlalu mendapat tekanan untuk dari sisi ICP, tetapi dari sisi kurs kita mulai mendapatkan tekanan untuk subsidi BBM ini," jelasnya.