Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Pemerintah Bikin Dana Abadi Perumahan, Bisa Danai Rumah Subsidi 2 Kali Tapera
21 Juni 2024 17:33 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Pemerintah sedang membahas pembentukan dana abadi perumahan . Kemungkinan program ini akan dimulai di era Prabowo-Gibran.
ADVERTISEMENT
Direktur Pembiayaan Perumahan Ditjen Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR, Haryo Bekti Martoyoedo memberi perbandingan daya ungkit pembiayaan rumah subsidi skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dengan dana abadi, dibanding FLPP dengan dana bergulir yang dikelola BP Tapera saat ini.
"Kalau dana, punya uang Rp 19,4 triliun itu selama 20 tahun kalau uang itu dipakai dengan pergulirannya bisa 270 ribu. Tapi kalau dengan abadi ini, dengan investasi yang baik, dengan dana yang sama selama 20 tahun bisa sampai 584 ribu," katanya dalam konferensi pers dana abadi di Jakarta Selatan, Jumat (21/6).
ADVERTISEMENT
Pengelolaan dana FLPP yang sekarang berlaku, adalah anggaran dari APBN disalurkan kepada BP Tapera sebagai pengelola bergulir dengan return hanya 0,5 persen. Sedangkan dengan skema dana abadi yang sekarang diusulkan, return yang diterima pihak pengelola dana abadi bisa mencapai 5,97 persen dari investasi berupa Surat Utang Negara (SUN), obligasi BUMN/korporasi, dan deposito.
Haryo mengatakan kemungkinan dana abadi perumahan bisa diterapkan di tahun 2025 nanti. Saat ini pihaknya dengan Kementerian Keuangan sedang membahas apakah untuk dana abadi nantinya akan dibentuk Badan Layanan Umum (BLU) atau dititipkan ke BP Tapera sebagai operator investasi pemerintah.
"Sudah ada dana-dana yang bisa dimanfaatkan. Atau ada sumber baru kalau kebijakannya terlaksana, itu dari sumber dana. Kalau pelaksanaanya sekarang masih dicari mana yang paling baik. Beberapa mengusulkan pengelolaan seperti LPDP. Tapi ke depan bisa beda tergantung opsi yang diusulkan dan hasil kajiannya," kata Haryo.
ADVERTISEMENT