Pemerintah Buka Opsi Impor Beras, Kemendag: Hanya untuk Antisipasi

21 November 2022 13:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pedagang beras di PD Pasar Kramat Jati Jaya, Jakarta Timur. Foto: Alfadillah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang beras di PD Pasar Kramat Jati Jaya, Jakarta Timur. Foto: Alfadillah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah tengah mempertimbangkan opsi untuk impor beras. Plt Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag Didi Sumedi menjelaskan, pembahasan itu sudah dibahas di rakortas.
ADVERTISEMENT
Adapun Perum Bulog sebelumnya membuka opsi untuk mendatangkan 500 ribu ton beras dari luar negeri. Didi menjelaskan, dalam rakortas tersebut, importasi beras hanya opsional saja, untuk antisipasi.
"Bukan soal setuju enggak setuju (mengimpor). Masalahnya nanti kondisional saja, kalau memang diperlukan ya sudah ada stand-nya kita," kata Didi saat ditemui di Kantor Kemendag, Senin (21/11).
Didi menjelaskan, importasi bukan perkara sederhana. Termasuk opsi impor 500 ribu ton beras, menurutnya itu adalah hasil komitmen antara Indonesia dengan negara-negara di ASEAN yang bisa sewaktu-waktu didatangkan ketika Indonesia membutuhkan pasokan.
"Jadi seperti tahun-tahun sebelumnya, kita semacam punya perjanjian dengan Thailand dan Vietnam, hanya untuk komitmen saja. Jadi kita di negara ASEAN ada semacam komitmen kerja sama saling bantu, just in case kita punya kebutuhan, mereka tidak kaget-kaget (saat membutuhkan)," tandasnya.
ADVERTISEMENT
Plt Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Didi Sumedi. Foto: Akbar Maulana/kumparan
Didi menegaskan, posisi pemerintah saat ini bahkan belum mengambil ancang-ancang untuk merealisasikan importasi beras tersebut. Hanya saja, semua opsi tetap harus dipersiapkan ketika sewaktu-waktu pasokan beras di Indonesia membutuhkan beras asing. "(500 ribu ton) itu komitmen, belum terbeli," pungkasnya.

Kementan Hitung Pasokan Beras RI Masih Aman

Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat, Indonesia hingga akhir Desember 2022 nanti masih memiliki cadangan beras nasional mencapai 8,06 juta ton.
"Ini cadangan beras nasional, bukan cadangan beras pemerintah, bahwa di Indonesia ada beras 9 sekian juta ton. Setelah dikoreksi dengan produksi yang dinamis, sampai Desember kita punya 8 juta (ton)," kata Direktur Serealia Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Ismail Wahab.
Ismail menegaskan bahwa pasokan beras nasional masih mencukupi, termasuk untuk mencapai target cadangan beras pemerintah (CBP) Bulog mencapai 1,2 juta ton di akhir tahun 2022, yang kini realisasinya masih 625 ribu ton.
ADVERTISEMENT
Meski jumlahnya melimpah, mayoritas distribusi beras nasional berada di rumah tangga. Sisanya tersebar di pedagang, penggilingan, industri dan horeka, serta di Bulog.
"Kenapa Bulog tidak bisa memenuhi stok, karena harganya tidak bisa masuk. Harga di luar sudah Rp 10.000, Bulog mau mengambilnya Rp 9.700," ujarnya.