Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Pemerintah Diminta Antisipasi Terbatasnya Stok Gula saat El Nino
15 Juli 2023 10:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Pemerintah diminta untuk segera melakukan langkah antisipasi terbatasnya ketersediaan atau stok produk pertanian, seperti gula, saat El Nino. Sebab, langkah antisipasi yang tepat dinilai dapat meminimalisasi potensi gangguan ketersediaan komoditas pangan.
ADVERTISEMENT
Pengamat pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Khudori, mengatakan bahwa gula merupakan salah satu komoditas yang memiliki ketergantungan pada iklim. Fenomena El Nino yang berlangsung panjang berpotensi mengganggu masa panen tebu, yang bisa berdampak pada ketersediaan stok gula di dalam negeri. Dengan kondisi ini, maka stok gula di dalam negeri diperkirakan hanya sampai pertengahan hingga akhir September 2023.
“Kalau stok hanya pertengahan atau akhir September, mesti segera dilakukan impor gula mentah. Dugaan saya, kuota dan izin impor sudah dikeluarkan,” ujarnya saat dihubungi, Sabtu (15/7).
Meski demikian, Harga Acuan Pembelian Gula (HAP) yang masih berada di level Rp 12.500 per kg masih menjadi hambatan bagi industri untuk mengimpor gula. Alasannya, dengan harga tersebut, industri masih mengalami kerugian sekitar Rp 2.000 per kg.
ADVERTISEMENT
“Makanya penting, setidaknya akhir Agustus, dievaluasi kira-kira produksi gula konsumsi tahun ini berapa. Jika ditambah kuota impor gula mentah untuk diolah jadi gula konsumsi apakah masih cukup memenuhi kebutuhan? Jika tidak, ya jatah impor gula mentah mesti ditambah. Tapi mesti dihitung cermat jumlah dan kapan datang di Indonesia,” jelasnya.
Menurut Khudori, impor bisa menjadi salah satu solusi. Mengingat industri kecil maupun menengah yang mulai menggunakan gula konsumsi yang berpotensi menimbulkan shortage di masyarakat.
“Itu amat mungkin. Karena untuk mendapatkan gula rafinasi itu cukup rumit prosedurnya bagi UMKM. Apalagi harga cenderung tinggi saat. Penggunaan gula konsumsi sebagai bahan baku bagi UMKM sebagai pengganti gula rafinasi adalah cara mudah untuk menyiasati tidak mudahnya mendapatkan gula rafinasi,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, untuk mendorong agar industri mau melakukan impor dan mencegah shortage gula konsumsi di masyarakat, Harga Acuan Penjualan (HAP) gula sudah sepatutnya mengalami kenaikan. Kenaikan HAP gula ini menjadi solusi terbaik sehingga ketersediaan gula di konsumen dapat terus terpenuhi.
Terkait dengan ini, pengamat ekonomi dari LPEM FEB UI Teuku Riefky mengungkapkan idealnya HAP gula berada pada angka Rp 15.000-16.000 per kg.
“Apabila dinaikkan ke level level Rp 15.000-16.000 per kg relatif bisa mengimbangi kenaikan harga gula di level global, sehingga berpotensi menjaga keseimbangan pasokan akibat mekanisme pasar dengan adanya penyesuaian harga di pasaran,” ungkap Riekfy.
Riefky juga menambahkan kenaikan HAP gula yang tidak sesuai dengan kenaikan tingkat harga di level global berpotensi menimbulkan market distortion.
ADVERTISEMENT
“Misalnya dalam bentuk penurunan stok akibat sebagian gula konsumsi yang berpotensi digunakan oleh industri kecil. Di sisi lain, industri besar juga berpotensi untuk menahan stok yang berisiko menimbulkan kelangkaan di level konsumen seiring dengan semakin mahalnya impor,” jelas Riefky.