Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Pemerintah Diminta Beri Subsidi, Euro 4 Naikkan Biaya Produksi BBM Rp 500/L
19 Desember 2024 12:54 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menurut Ilham, pemerintah perlu mengantisipasi dampak ekonomi dari penerapan peta jalan Euro 4 tersebut. Selain itu, pemerintah juga perlu menyiapkan skema pembiayaan peningkatan biaya produksi BBM dengan berbagai skenario.
Contohnya, seperti tambahan biaya jika ditanggung oleh pemerintah, dibebankan kepada konsumen, atau dengan membatasi akses BBM bersubsidi bagi kelompok masyarakat tertentu.
"Euro 4 akan berimplikasi pada peningkatan biaya produksi BBM sekitar Rp 200-500 per liter. Oleh karena itu, pemerintah perlu mempersiapkan ruang fiskal untuk mengantisipasi dampak ekonomi dari penerapan peta jalan Euro 4 tersebut," ujar Ilham dalam keterangan tertulis, Kamis (19/12).
Selain itu, pemerintah juga perlu menyiapkan skema pembiayaan peningkatan biaya produksi BBM dengan berbagai skenario, seperti tambahan biaya jika ditanggung oleh pemerintah, dibebankan kepada konsumen, atau dengan membatasi akses BBM bersubsidi bagi kelompok masyarakat tertentu.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, penerapan BBM standar Euro 4 memiliki implikasi yang baik untuk mengatasi polusi dan meningkatkan kesehatan warga. Berdasarkan studi IESR bersama Research Center for Climate Change Universitas Indonesia (RCCC UI), Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB), dan Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, penerapan BBM Euro 4 mulai 2025-2030 dapat mengurangi polusi udara di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
Pengurangan tersebut termasuk menurunkan polutan particulate matter (PM) 2,5 hingga 96 persen serta gas-gas oksida sulfur dan nitrogen oksida hingga 82-98 persen. Data BPJS menunjukkan, klaim pengobatan terkait polusi udara di Jakarta hampir mencapai Rp 1,2 triliun pada 2023.
"Kajian ini secara khusus menilai dampak peningkatan kualitas udara terhadap tiga penyakit dari 12 daftar penyakit akibat polusi di Jakarta yaitu pneumonia, jantung iskemik, dan PPOK (penyakit paru obstruktif kronis)," kata Ilham.
ADVERTISEMENT
Jika Euro 4 ditetapkan, klaim BPJS untuk pengobatan ketiga penyakit tersebut pada 2030 juga diperkirakan turun hingga Rp 550 miliar. "Dengan rincian pneumonia sebesar Rp 246 miliar, jantung iskemik sebesar Rp 268 miliar, dan PPOK Rp 36 miliar," jelas Ilham.
Kajian IESR juga mendorong pemerintah untuk menerapkan Euro 4 dengan memastikan ketersediaan BBM EURO 4 sesuai peta jalan serta kesiapan kilang domestik. Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa mengungkapkan, polusi udara di Jakarta telah menambah beban biaya kesehatan terkait polusi seperti pneumonia, PPOK, dan penyakit jantung iskemik.
"Indonesia perlu segera menerapkan Euro 4 dengan didukung kebijakan yang terintegrasi, disertai dengan pengawasan dan penegakan aturan yang ketat," kata Fabby.
Dia menambahkan, untuk menerapkan Euro 4 pemerintah juga perlu memastikan kesiapan kilang domestik. "Meski membutuhkan investasi signifikan, kolaborasi pemerintah dan swasta dalam teknologi serta infrastruktur kilang akan membawa manfaat yang jauh lebih besar bagi lingkungan, kesehatan, dan ekonomi," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Kementerian ESDM mengungkapkan peningkatan kualitas BBM menjadi rendah sulfur dengan standar Euro 4 harus dilakukan secara bertahap mulai 2027 karena menyesuaikan kemampuan pasokan.
Koordinator Standardisasi Migas Ditjen Migas Kementerian ESDM, Yuki Haidir, menjelaskan wacana BBM Euro 4 memang sudah lama digaungkan, baik untuk gasoil atau diesel maupun gasoline atau bensin.
Bahkan berdasarkan Peraturan Menteri (Permen) LHK No. 20/Setjen/Kum.1/3/2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori M, N, dan O, seharusnya BBM jenis bensin sudah harus berstandar emisi Euro 4 sejak 2018.
"Wacana untuk Euro 4 ini bukan hal yang baru. Kita sudah lakukan pentahapan, kita sudah buat spek ini sudah lama. Jadi memang pada saat penentuan spek itu, kita sadari kemampuan suplai BBM ini tidak bisa dalam waktu dekat," ungkapnya saat Multi Stakeholder Consultation Meeting Persiapan Pasokan BBM untuk Penerapan BBM Euro 4, Jumat (9/8).
ADVERTISEMENT