Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Pemerintah Diminta Evaluasi Hengkangnya LG dari Konsorsium Baterai Mobil Listrik
22 April 2025 18:49 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua MPR dari Fraksi PAN Eddy Soeparno meminta pemerintah mengevaluasi alasan konsorsium yang dipimpin LG batal berinvestasi di sektor baterai mobil listrik RI. Menurutnya, pertimbangan teknologi jadi salah satu faktor LG hengkang.
ADVERTISEMENT
Kata Eddy, pengembangan baterai mobil listrik merupakan sebuah teknologi yang sangat cepat berevolusi. Kata dia, mungkin juga karena pertimbangan bahan baku baterai mobil listrik di Indonesia.
"Sehingga hari ini kita bicara baterai nikel, sekarang sudah LFP. Bahkan sekarang ada baterai yang sifatnya blade battery, yang mana itu tahan guncangan, tahan panas, dan memiliki kemampuan untuk melakukan recharging secara sangat cepat," kata Eddy Soeparno kepada awak media di Hotel Oriental Mandarin Jakarta, Selasa (22/4).
Eddy meminta pemerintah mengevaluasi alasan-alasan tersebut, untuk melihat sejauh mana teknologi baterai mobil listrik bisa dikembangkan di Tanah Air.
"Jadi saya kira pertimbangan-pertimbangan itu yang perlu kita kaji lebih lanjut lagi, untuk melihat sejauh mana nanti teknologi baterai kita mau kita kembangkan," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Konsorsium Korea Selatan yang dipimpin oleh LG telah memutuskan untuk menarik proyek senilai sekitar 11 triliun won atau USD 7,7 miliar, angka itu setara Rp 129,9 triliun (kurs Rp 16.876 per dolar AS), untuk membangun rantai pasokan baterai kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV) di Indonesia.
Diberitakan Yonhap News Agency, konsorsium tersebut, yang meliputi LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp dan mitra lainnya, telah bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia dan perusahaan milik negara untuk membangun ekosistem baterai EV.
Inisiatif tersebut berupaya untuk mencakup seluruh proses mulai dari pengadaan bahan baku hingga produksi prekursor, bahan katode, dan pembuatan sel baterai. Indonesia adalah produsen nikel terbesar di dunia, bahan utama dalam baterai EV.
ADVERTISEMENT
"Mempertimbangkan kondisi pasar dan lingkungan investasi, kami telah memutuskan untuk keluar dari proyek tersebut," kata seorang pejabat dari LG Energy Solution.