Pemerintah Disebut Butuh Elon Musk buat Tarik Investor IKN Nusantara

31 Agustus 2023 18:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Denah ilustrasi gedung Sekretariat Presiden yang akan dibangun Waskita Karya di IKN  Foto: Dok. Waskita Karya
zoom-in-whitePerbesar
Denah ilustrasi gedung Sekretariat Presiden yang akan dibangun Waskita Karya di IKN Foto: Dok. Waskita Karya
ADVERTISEMENT
Direktur Rujak Center for Urban Studies, Elisa Sutanudjaja menilai pemerintah butuh brand dunia seperti SpaceX milik Elon Musk untuk menjajakan IKN Nusantara kepada investor-investor dunia.
ADVERTISEMENT
Elisa mengatakan, ada banyak negara yang saat ini juga memiliki rencana yang sama, yaitu berencana membangun wilayah khusus yang akan digunakan untuk menarik kapital dan penggerak pertumbuhan.
"Sampai 2019, ada 5.400 zona ekonomi khusus dalam berupa penetapan kawasan pembangunan kawasan dan kota baru. Semua berlomba dengan modus yang sama bersaing dengan memanfaatkan infrastruktur perkotaan, kompleks pemukimannya, pusat finansial, pusat kota yang spektakuler dengan desain dan arsitek kenamaan demi menarik investasi," kata Elisa dalam Webinar Debat IKN yang digelar Akademi Jakarta, Kamis (31/8).
Dengan adanya kompetisi itu, Elisa melihat ada upaya pemerintah mendekati pengusaha global berpengaruh seperti Elon Musk.
"Itu sebabnya Presiden, Menko Marves, Kepala Bappenas perlu asosiasikan diri dengan Elon Musk, setidaknya mereknya," kata Elisa.
Presiden Joko Widodo bersama Elon Musk saat meninjau lokasi fasilitas produksi roket Space X, di Boca Chica, Amerika Serikat, Sabtu (14/5/2022). Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
Menurutnya, hal itu diperlukan untuk bersaing dengan negara-negara hub global di Asia. "Penggunaan nama Space menjadi penting jika ibu kota negara baru tersebut hendak bersaing dengan hub global dunia yaitu Singapura dan Hongkong," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Bila dibandingkan dengan Singapura, IKN Nusantara kini masih tahap perencanaan dan pembangunan tahap pertama. Sementara sebagai hub internasional, Singapura sudah punya bandara yang mampu menampung 90 juta penumpang tiap tahun.
Itu pun, saingan Indonesia demi menarik investor raksasa dunia untuk menyuntik dana segar di IKN Nusantara tidak hanya Hongkong dan Singapura.
"Demi bisa bersaing dengan 5.400 produk lainnya maka produk Indonesia harus dijual dengan embel-embel ibu kota supaya beda dengan yang lain," pungkasnya.