news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pemerintah Hitung Kenaikan BBM Subsidi, Harga Pertalite Rp 10.000 per Liter?

19 Agustus 2022 12:26 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mulai 1 Juli 2022, beli pertalite dan solar di SPBU wajib daftar MyPertamina. Foto: Dok. Pertamina Patra Niaga
zoom-in-whitePerbesar
Mulai 1 Juli 2022, beli pertalite dan solar di SPBU wajib daftar MyPertamina. Foto: Dok. Pertamina Patra Niaga
ADVERTISEMENT
Pemerintah sedang mempertimbangkan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi, yakni Pertalite dan Solar. Meski begitu, keputusannya masih belum bisa dipastikan hingga kini.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan menyebutkan harga yang ideal bagi kedua BBM subsidi tersebut. Untuk Pertalite, harganya yaitu Rp 10.000 per liter, sementara Solar bisa dipatok seharga Rp 8.500 per liter.
"Harga yang pas saya kira jika benar-benar dinaikan ada di angka Rp 10.000 per liter untuk pertalite dan solar subsidi di angka Rp 8.500 per liter," kata Mamit kepada kumparan, Jumat (19/8).
Menurut Mamit, kenaikan tersebut masih cukup rasional dan tidak terlalu membebani bagi masyarakat. Selain itu, kebijakan seharusnya diterapkan langsung tanpa bertahap lantaran risikonya yang ditimbulkan sama saja.
Dampak Kenaikan Harga BBM Bersubsidi
Dia menjelaskan, ada beberapa dampak dari kenaikan tersebut, yang pertama adalah terhadap daya beli masyarakat. Hal ini disebabkan akan ada kenaikan harga barang dan jasa yang harus dibayarkan oleh masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Tinggal pemerintah harus memberikan stimulus tambahan bagi masyarakat terdampak. Misalnya dengan memberikan BLT atau kebijakan lain bagi masyarakat rentan. Apalagi di tengah kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih pasca pandemi COVID-19," jelasnya.
Dampak kedua, lanjut Mamit, yaitu dampak sosial di masyarakat yang bisa berakibat terganggunya iklim investasi di Indonesia. Aksi penolakan mungkin akan banyak dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat.
"Tuntutan kenaikan upah pasti akan terjadi seiring meningkatnya beban ekonomi yang harus ditanggung. Jadi semua kita kembalikan kepada pemerintah apakah siap dengan kondisi tersebut," imbuhnya.
Harga BBM Subsidi Naik Bisa Kerek Inflasi Jadi 6,5 Persen
Dihubungi terpisah, Direktur Center of Law and Economic Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira menjelaskan dampak kenaikan Pertalite jika ditetapkan sebesar Rp 10.000 per liter terhadap laju inflasi nasional.
ADVERTISEMENT
"Jika kenaikan harga Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter, diperkirakan inflasi tahun ini tembus 6-6,5 persen year on year. Dikhawatirkan menjadi inflasi yang tertinggi sejak September 2015," tutur Bhima.
Bhima juga mengatakan, dampak kenaikan harga BBM subsidi akan dirasakan langsung ke daya beli masyarakat yang menurun, sehingga akan meningkatkan jumlah orang miskin baru.
"Masyarakat saat ini sudah menghadapi kenaikan harga pangan, dengan inflasi mendekati 5 persen. Di sisi yang lain, masyarakat masih belum pulih dari pandemi, terbukti ada 11 juta lebih pekerja yang kehilangan pekerjaan, jam kerja, dan gaji dipotong, hingga dirumahkan," jelasnya.
Begitu juga dengan tekanan ekonomi untuk 40 persen kelompok rumah tangga terbawah akan semakin berat, termasuk terhadap 64 juta UMKM.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto kembali memperkuat sinyal kenaikan harga BBM subsidi Pertalite dan Solar. Dia berkata, pemerintah sedang mengkaji kebijakan tersebut.
Airlangga menuturkan pengkajian dilakukan dengan berbagai skenario. Dia juga memastikan, pengkajian tersebut berlaku untuk kedua BBM subsidi yaitu Pertalite dan Solar, serta dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi makro nasional.
"Kita akan kaji secara dalam, walaupun kita ketahui angkanya relatif tinggi," katanya kepada wartawan usai Konferensi Pers Nota Keuangan 2023, Selasa (16/8).