Pemerintah Jamin Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024 Meski Iran-Israel Memanas

15 April 2024 14:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengendara kendaraan bermotor mengantre membeli bahan bakar di SPBU Pertamina di kawasan Bekasi, Jawa Barat, Senin (23/1/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pengendara kendaraan bermotor mengantre membeli bahan bakar di SPBU Pertamina di kawasan Bekasi, Jawa Barat, Senin (23/1/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah memastikan tidak akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) seiring Iran menembakkan rudal dan meluncurkan drone ke Israel. Keputusan tersebut mengikuti PT Pertamina (Persero) yang tidak menaikkan harga BBM baik subsidi maupun nonsubsidi hingga Juni 2024.
ADVERTISEMENT
“Ya masih seperti itu (harga BBM tidak naik) karena sekali lagi, kami masih berpikiran ini short term. Karena kecenderungan dunia atau banyak pihak itu, tidak menginginkan harga (minyak) yang tidak terlalu tinggi,” ujar Dirjen Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji dalam webinar Eisenhower Fellowship Indonesia, Senin (15/4).
Tutuka mencermati harga minyak justru cenderung rendah dalam 100 tahun terakhir. Ia melihat serangan Iran terhadap Israel sebagai sentimen jangka pendek.
“Jadi kita perlu hati-hati, ini cenderung short term dulu. Kecuali ada suatu hal yang luar biasa nanti kita lihat lagi, step by step selalu kita amati perkembangannya,” katanya.
Negara importir minyak untuk Indonesia adalah Arab Saudi dan Aljazair. Tutuka mengatakan pemerintah akan melihat respons Arab Saudi terhadap situasi serangan Iran terhadap Israel.
ADVERTISEMENT
“Kalau ini bisa aman ke depan, kita tidak perlu perubahan yang besar. Namun selalu ada back up planning kalau tidak Saudi (untuk impor minyak), ke negara mana,” sambungnya.
Tutuka menegaskan, pemerintah menjalin kerja sama dengan berbagai negara yang memiliki cadangan besar dan ekspor minyak dari belahan dunia. Pihaknya bersama BUMN memenuhi kebutuhan minyak dalam negeri melalui impor dari negara-negara eksportir untuk jangka lama.
“Kami telah melakukan simulasi-simulasi dampak ini dengan berbagai parameter, kurs, ICP dan faktor-faktor lain eksternal. Itu yang akan kami sampaikan pihak terkait kurang lebih dampaknya. Diharapkan dengan masukan itu untuk pengambilan keputusan,” terang Tutuka.