Pemerintah Kaji Pengalihan 3-5 Juta Ton CPO untuk Ekspor Eropa Jadi B50

9 September 2024 19:39 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah truk pengangkut Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit mengantre untuk pembongkaran di salah satu pabrik minyak kelapa sawit milik PT.Karya Tanah Subur (KTS) Desa Padang Sikabu, Kaway XVI, Aceh Barat, Aceh, Selasa (17/5/2022). Foto: Syifa Yulinnas/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah truk pengangkut Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit mengantre untuk pembongkaran di salah satu pabrik minyak kelapa sawit milik PT.Karya Tanah Subur (KTS) Desa Padang Sikabu, Kaway XVI, Aceh Barat, Aceh, Selasa (17/5/2022). Foto: Syifa Yulinnas/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah mengungkapkan sedang mengkaji akan mengalihkan minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) yang akan diekspor ke Uni Eropa sekitar 3-5 juta ton, dialihkan untuk kebutuhan biodiesel yang campurannya akan meningkat jadi 50 persen (B50).
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Eniya Listiani Dewi, menyebutkan pemerintah berkomitmen mengakselerasi peningkatan campuran biodiesel menjadi B40 mulai 1 Januari 2025, dan secara paralel menguji teknis proporsi spesifikasi B50 dan B60 hingga Oktober 2024.
Meski begitu, ada beberapa catatan sebelum implementasi B50, terutama dari pasokan bahan baku (feedstock) CPO. Pemerintah mencatat produktivitas CPO masih perlu ditingkatkan, dari 2 juta ton per hektare per tahun, menjadi 5 juta ton per hektare per tahun.
Di sisi lain, Eniya menyebutkan, Kementerian Pertanian (Kementan) tengah mengkaji kemungkinan pengalihan ekspor CPO yang tertahan ke Eropa karena aturan EU Deforestation Regulation (EUDR), untuk mendukung program B50.
Hal ini, lanjut dia, berkaitan dengan peningkatan pungutan ekspor untuk insentif badan usaha yang memasok CPO untuk biodiesel. Jika ekspor yang tertahan dari Eropa bisa dialihkan ke negara lain, maka pungutan ekspor yang dikelola BPDPKS itu akan meningkat.
ADVERTISEMENT
"Nanti ada skenario misal kita ke B50 idenya Pak Mentan menyatakan bahwa pungutan ekspor kan bisa naik, kita dapat harga internasional CPO bisa dijual tinggi, caranya mungkin kita yang Eropa ditahan dulu jadi enggak kirim ke Eropa," ungkapnya saat Media Gathering Subsektor EBTKE, Senin (9/9).
Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, Senin (12/8/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
"Kan Eropa paling ribut masalah CPO, ya tidak usah dikirim saja, sehingga harga ke negara lain bisa naik, sehingga pungutan ekspor bisa dapat lebih banyak," imbuh Eniya.
Sementara itu, Direktur Bioenergi Kementerian ESDM Edi Wibowo menambahkan ada sekitar 3-5 juta ton CPO yang selama ini diekspor ke Eropa tertahan, berdasarkan pernyataan Presiden terpilih Prabowo Subianto, bisa dimanfaatkan di dalam negeri salah satunya untuk B50.
"Selisih antara 3-5 juta ton yang selama ini diekspor ke Eropa jadi masalah di sana, daripada digunakan di sana, kemarin kan disampaikan Pak Prabowo, daripada kamu tidak mau beli, aku akan menggunakan dalam negeri salah satunya untuk program Kementan, itu yang didorong B50," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Edi menambahkan, pengalihan ekspor CPO tersebut bisa saja dimanfaatkan untuk menambah feedstock di dalam negeri, atau diekspor ke negara lain yang tidak bermasalah.
"Sebenarnya mengalihkan saja yang tidak diekspor di Eropa itu di dalam negeri, atau bisa diekspor ke tempat negara lain, prosesnya seperti apa nanti kita lihat, sekarang masih kajian," kata Edi.
Sebelumnya, Presiden terpilih Prabowo Subianto mengatakan akan mempercepat inovasi biodiesel dari B35 menjadi B50. Menurutnya, langkah ini dinilai dapat menghemat pengeluaran Indonesia mencapai USD 20 miliar dolar atau Rp 300 triliun (kurs Rp 15.401) per tahun.
“Energi, kita sebentar lagi tidak perlu impor solar lagi, solar kita akan datang dari kelapa sawit, namanya biodiesel. Sekarang sudah B35, kita akan percepat jadi B40, B50 minimal. Dengan kita mencapai B50, Biodiesel 50 persen dari kelapa sawit, begitu kita mencapai 50 yang Insyaallah akhir tahun ini, kita akan menghemat USD 20 miliar satu tahun, uang kita tidak perlu kita kirim ke luar negeri lagi,” ungkap Prabowo.
Menteri Keuangan Sri Mulyani bersama Wamenkeu Thomas Djiwandono bertemu dengan Presiden Terpilih Prabowo Subianto, Senin (9/9/2024). Foto: Isntagram/ @smindrawati
Prabowo mengaku bersyukur jika Eropa melakukan embargo dan boikot terhadap kelapa sawit. Ia menilai momen itu akan dimanfaatkan dengan menggunakan kelapa sawit untuk swasembada energi.
ADVERTISEMENT
“Kalian mau larang kelapa sawit kita masuk Eropa, saya katakan terima kasih, kami gunakan kelapa sawit kami untuk kepentingan rakyat kami, kami akan swasembada energi,” kata Prabowo.