Pemerintah Kembali Mundurkan Target Proyek Listrik 35 Ribu MW hingga 2030

26 Januari 2021 17:14 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi gardu listrik PLN. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gardu listrik PLN. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah kembali memundurkan target keseluruhan proyek listrik 35 ribu megawatt (MW) hingga 2030. Molornya perampungan proyek ini karena pasokan listrik PLN saat ini berlebih.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Rida Mulyana, mengatakan melimpahnya pasokan listrik PLN disebabkan turunnya pertumbuhan konsumsi listrik. Apalagi, di masa pandemi banyak sektor industri dan bisnis yang membatasi aktivitas mereka.
"Sehubungan dengan penurunan pertumbuhan kebutuhan listrik, maka perlu dilakukan penyesuaian target COD (operasional) proyek pembangkit Program 35.000 MW yang diproyeksikan selesai pada tahun 2030," kata Rida dalam keterangan tertulis, Selasa (26/1).
PLN sebagai produsen dan satu-satunya penjual listrik ke masyarakat pun melakukan negosiasi ulang dengan produsen listrik swasta (Independent Power Producer/IPP) untuk memundurkan jadwal operasi pembangkit yang ada.
Kata dia, dampak pandemi COVID-19 menyebabkan proyeksi kebutuhan listrik dihitung ulang. Dari hasil perhitungan sementara, terjadi penurunan proyeksi pertumbuhan listrik terhadap proyeksi sebelumnya dari sebelumnya 6,4 persen menjadi 4,9 persen dalam draf Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Rida juga mengatakan dampak dari diturunkannya proyeksi kebutuhan listrik nasional menjadi 4,9 persen, ada 15,5 gigawatt proyek pembangkit listrik baru yang bakal dikeluarkan dalam draft RUPTL 2021-2030,
Ilustrasi gardu listrik PLN. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Dirinya akan meminta persetujuan Menteri ESDM Arifin Tasrif atas pengurangan kapasitas 15,5 GW pembangkit listrik yang sebelumnya tercatat dalam RUPTL 2019-2028. Adapun total RUPTL mencapai 800 lembar berisi proyek pembangunan penyediaan tenaga listrik selama 10 tahun ke depan.
"Kita kurangi 15,5 GW dari RUPTL yang ada pada periode lalu. Tentu saja ada pengurangan beberapa dari proyek 35 GW untuk di-take out dari perpresnya," kata Rida dalam konferensi pers Paparan Kinerja Ketenagalistrikan 2020, Rabu (13/1).
Program 35 ribu MW dimulai pada 2015 di masa pemerintahan Presiden Jokowi-Jusuf Kalla terus molor dari target awal yang diproyeksikan selesai 2019. Pada pemerintahan Jokowi jilid II, proyek ini kembali dilanjutkan dan kembali molor hingga 2029.
ADVERTISEMENT
Kini, proyek tersebut kembali mundur setahun hingga 2030. Jika 2030 baru rampung, proyek ini memakan waktu 15 tahun.