Pemerintah Kenya Terancam Kehilangan Pelabuhan karena Utang ke China

10 November 2019 13:50 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Pelabuhan. Foto: Antara/Ahmad Subaidi
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pelabuhan. Foto: Antara/Ahmad Subaidi
ADVERTISEMENT
Pemerintah Kenya terancam kehilangan pelabuhan Mombasa apabila negara itu gagal membayar pinjaman kepada China.
ADVERTISEMENT
Pada November lalu, African Stand melaporkan, Kenya berpotensi kehilangan aset-aset strategisnya jika tak mampu melunasi utang kepada China. Kenya menggunakan pinjaman tersebut untuk pengembangan Standard Gauge Railway (SGR).
Tak hanya Mombasa, pelabuhan Kenya lainnya yang juga dipertaruhkan ialah Inland Container Depot di Nairobi.
“Imbas pengambilalihan pelabuhan itu, nantinya juga bisa berdampak pada nasib ribuan pekerja pelabuhan yang terpaksa harus bekerja di bawah pemberi pinjaman China,” tulis African Stand dilansir kumparan, Minggu (10/11).
Ilustrasi pelabuhan. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Selanjutnya, pendapatan dari pelabuhan akan langsung dikirim ke China, sebagai pengganti sekitar sh 500 miliar atas pinjaman untuk pembangunan dua bagian SGR.
Kendati demikian, audit yang yang diselesaikan bulan lalu menunjukkan aset Otoritas Pelabuhan Kenya (KPA) yang mencakup pelabuhan Mombasa, dapat diambil alih jika SGR tidak menghasilkan cukup uang tunai untuk melunasi utang.
ADVERTISEMENT
China bukan kali pertama melakukan akuisisi atas pelabuhan seperti kasus ini. Sebelumnya, pada bulan Desember 2017, pemerintah Sri Lanka juga kehilangan Hambantota dan diambil alih China untuk masa sewa 99 tahun setelah gagal menunjukkan komitmen dalam pembayaran pinjaman miliar USD.
New York Times menyebut, akusisi itu memberikan China kendali atas kepemilikan wilayah yang menguntungkan di jalur strategis komersial dan militer.
“Kasus ini adalah salah satu contoh dari penggunaan pinjaman dan bantuan ambisius China untuk mendapatkan pengaruh di seluruh dunia,” kata New York Times, 12 Desember 2017.