Pemerintah Masih Tunggu Nasib 1 Juta Ton Beras Impor dari India

14 Agustus 2023 18:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Budi Santoso, saat ditemui di acara Indonesia Retail Summit 2023 di Pullman Jakarta Central Park, Senin (14/8/2023).
 Foto: Akbar Maulana/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Budi Santoso, saat ditemui di acara Indonesia Retail Summit 2023 di Pullman Jakarta Central Park, Senin (14/8/2023). Foto: Akbar Maulana/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia dengan India sudah membuat nota kesepahaman atau MoU untuk impor beras dari India sebanyak 1 juta ton pada 2023. Namun setelah itu, India menerapkan kebijakan melarang ekspor beras.
ADVERTISEMENT
Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Budi Santoso mengatakan saat ini nasib 1 juta ton beras impor dari India itu menggantung. Padahal setelah MoU, tinggal tanda tangan untuk merealisasikan importasi itu.
"Cuma dengan ada kebijakan India itu sekarang masih nunggu. Jadi apakah beli apa tidak kita masih nunggu, nunggu apakah kita boleh apa tidak, kita masih nunggu keputusannya," kata Budi saat ditemui di Pullman Jakarta Central Park, Senin (14/8).
MoU tersebut dibuat sebelum India mengambil kebijakan larangan ekspor beras. India mulai melarang ekspor beras per 20 Juli 2023 lalu.
"Mereka belum ngasih keputusan ke kita untuk Indonesia berhak atau tidaknya. Karena pada awalnya enggak masalah, itu kan kebijakannya baru," kata Budi.
Buruh pelabuhan menurunkan sejumlah karung beras impor dari Vietnam dari atas kapal di Pelabuhan Multiguna, Tenau Kupang, NTT, Sabtu (20/5/2023). Foto: ANTARA FOTO/Kornelis Kaha
Sebelumnya, Kepala Bagian Humas dan Kelembagaan Bulog, Tomy Wijaya, memastikan kebijakan India melarang ekspor beras tidak signifikan mengganggu rencana impor beras melalui penugasan Bulog yang tahun ini jumlahnya 2 juta ton.
ADVERTISEMENT
"Enggak terlalu berpengaruh, kita mayoritas (impor) dari Thailand dan Vietnam," kata Tomy kepada kumparan, Sabtu (22/7).
Disinggung soal potensi negara ASEAN lain mengikuti langkah India menyetop ekspor beras mereka, Tomy mengatakan Bulog juga akan fokus pada penyerapan beras dalam negeri. "Kontrak (impor) nyambung terus sambil memaksimalkan penyerapan dalam negeri," tutur Tomy.