Pemerintah Pertimbangkan Subsidi Solar Naik Jadi Rp 3.000 per Liter di 2025

5 Juni 2024 13:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengecek pasokan BBM di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina Integrated Terminal di Surabaya, Kamis (4/4/2024). Foto: Akbar Maulana/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengecek pasokan BBM di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina Integrated Terminal di Surabaya, Kamis (4/4/2024). Foto: Akbar Maulana/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah mempertimbangkan anggaran subsidi Jenis BBM Tertentu (JBT) solar di tahun 2025 naik Rp 1.000 sampai Rp 3.000 per liter.
ADVERTISEMENT
Menteri ESDM, Arifin Tasrif, mengatakan saat ini pemerintah memberikan subsidi solar Rp 1.000 per liter, sementara besaran kompensasi yang diberikan kepada PT Pertamina (Persero) sebesar Rp 4.496 per liter hingga Mei 2024.
"Dalam RAPBN TA 2025, kami mengusulkan subsidi tetap untuk minyak solar sebesar Rp 1.000-Rp 3.000 per liter," ungkap Arifin saat Rapat Kerja Komisi VII DPR, Rabu (5/6).
Arifin menjelaskan, JBT solar masih banyak digunakan untuk transportasi darat, transportasi laut, kereta api, usaha perikanan, usaha pertanian, usaha mikro, dan pelayanan umum. Sehingga diperlukan upaya menjaga harga jual eceran minyak solar.
"Hal ini perlu dilakukan mengingat harga keekonomian minyak solar mencapai Rp 12.100 per liter, sedangkan Harga Jual Eceran sebesar Rp 6.800 per liter," kata Arifin.
ADVERTISEMENT
Untuk pengendalian subsidi JBT solar lebih tepat sasaran, Arifin menyebut diperlukan dukungan peningkatan peran BPH Migas, PT Pertamina, hingga Pemerintah Daerah dalam pengendalian dan pengawasan konsumsi BBM melalui program digitalisasi dan pengawasan di lapangan.
Adapun pemerintah mengusulkan kuota atau volume subsidi JBT solar sebesar 18,33-19,44 juta kiloliter (KL) dalam rancangan APBN (RAPBN) Tahun Anggaran 2025.
Angka tersebut naik dari kuota solar yang ditetapkan dalam APBN Tahun Anggaran 2024 sebesar 17,8 juta KL, meskipun pemerintah sudah mencanangkan program subsidi tepat sasaran menggunakan aplikasi MyPertamina.
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) meminta pemerintah meninjau ulang alokasi subsidi Jenis BBM Tertentu (JBT) solar untuk mengurangi beban kompensasi yang sudah mencapai Rp 5.000 per liter.
Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan, mengatakan saat ini penetapan angka subsidi JBT solar oleh pemerintah masih di angka Rp 1.000 per liter. Dia meminta dukungan Komisi VII DPR agar pemerintah meninjau ulang subsidi tersebut.
ADVERTISEMENT
"Untuk JBT solar, kami ingin sampaikan dan permohonan dukungan untuk melakukan peninjauan terhadap angka subsidi, di mana saat ini angka subsidi yang ada di formula besarannya adalah Rp 1.000," ujar Riva saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR, Selasa (28/5).
Pasalnya, Riva menyebutkan penetapan alokasi subsidi tersebut jauh lebih rendah dari harga keekonomian solar saat ini, yang menyebabkan Pertamina menombok terlebih dahulu senilai Rp 5.000 per liter.
"Mohon kiranya ada dukungan untuk mendapatkan perhitungan ulang karena kompensasinya sendiri ini sudah sampai Rp 5.000 per liter," ungkap Riva.