Pemerintah Pesimistis Target Konversi Motor Listrik Tercapai, Hanya 5.000 Unit

20 September 2023 13:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja memasukkan baterai saat mengonversi sepeda motor konvensional menjadi sepeda motor listrik di Lengkong, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (15/9/2022). Foto: Rivan Awal Lingga/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja memasukkan baterai saat mengonversi sepeda motor konvensional menjadi sepeda motor listrik di Lengkong, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (15/9/2022). Foto: Rivan Awal Lingga/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Pemerintah mengakui realisasi pendaftar konversi motor konvensional menjadi motor listrik masih jauh dari target tahun ini sebesar 50 ribu unit. Pemerintah berharap paling tidak realisasinya bisa tembus 10 persen sampai akhir tahun.
ADVERTISEMENT
Tenaga Ahli Menteri ESDM Sripeni Inten Cahyani menuturkan untuk mencapai target tersebut, waktu yang diperlukan tinggal 3 bulan lagi. Di sisi lain, kemampuan bengkel konversi dan uji pun masih terbatas dan terdapat hambatan atau bottleneck.
"Oleh karena itu, kita berencana 10 persen, 5 ribu ya mudah-mudahan masih bisa best effort," ungkapnya saat ditemui di JiExpo Kemayoran, Rabu (20/9).
Meski begitu, lanjut dia, penyesuaian target tersebut dengan catatan ada perubahan petunjuk teknis konversi motor listrik untuk lebih menarik minat masyarakat. Pertama, dengan menawarkan mekanisme baterai tukar (swap) atau sewa.
Dengan mekanisme tersebut, masyarakat yang ingin konversi motornya tidak usah membeli baterai yang harganya mahal hingga Rp 7,5 juta. Harga baterai membuat harga konversi masih mahal meskipun ada insentif sebesar Rp 7 juta per unit.
ADVERTISEMENT
"Pemanfaatan baterai tukar di dalam konversi ini akan bisa menurunkan 50 persen biaya. Jadi masyarakat yang pengin melakukan konversi tidak harus beli baterainya, cukup sewa saja atau cukup bayar KWh atau per charge," jelasnya.
Bahkan, masyarakat bisa melakukan konversi motor listrik secara gratis jika tidak ada biaya tambahan selain membeli baterai, seperti perbaikan rem atau ganti rangka tergantung jenis motornya.
"Kalau sudah dikurangi tinggal dikit tambahan dari masyarakat tergantung motornya, kira-kira perlu perbaikan rem tidak. Komponen dari pemerintah, baterai tidak bayar, tinggal kondisinya kalau semuanya bagus rangka bagus ya sudah tidak perlu nambah," imbuh Inten.
Selain sistem tukar atau sewa, masyarakat juga bisa menggunakan sistem cicilan untuk membeli baterai. Inten menuturkan, pemerintah sudah bersepakat dengan perbankan memberikan kredit tanpa bunga dengan tenor 2 tahun.
ADVERTISEMENT
"Bank sudah memberikan kredit 0 persen bunganya selama 2 tahun. Misalnya 2 tahun harga baterai itu Rp 7,5 juta ya kira-kira Rp 300 ribu (per bulan) selama 2 tahun sudah lunas," lanjut dia.