Pemerintah RI-Rusia Genjot Kerja Sama Bilateral Sektor Energi hingga Pendidikan

14 April 2025 18:44 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menghadiri Forum Bisnis Kadin Indonesia-Rusia di Hotel Raffles Jakarta, Senin (14/4/2025). Foto: Tiara Hasna/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menghadiri Forum Bisnis Kadin Indonesia-Rusia di Hotel Raffles Jakarta, Senin (14/4/2025). Foto: Tiara Hasna/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia terus mendorong penguatan kerja sama bilateral dengan Rusia, mencakup sejumlah sektor strategis mulai dari energi, pertahanan siber, hingga pendidikan.
ADVERTISEMENT
Bahkan, dalam waktu dekat, sejumlah kesepakatan ditargetkan rampung, termasuk perjanjian perdagangan bebas dengan negara-negara Eurasia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan, kerja sama dengan Rusia mencakup berbagai bidang penting.
"Dengan Rusia tentu investasi di oil and gas kita sudah berbicara kemudian kerja sama di cyber termasuk cyber security. Kemudian juga bicara mengenai small modular reactor dan juga peningkatan tourism antara kedua pihak. Kemudian sektor kesehatan, sektor pendidikan terutama untuk mengirim mahasiswa untuk belajar di luar negeri," kata Airlangga dalam Forum Bisnis Indonesia-Rusia di Hotel Raffles, Senin (14/4).
Dalam konteks investasi, Airlangga menyebut keterlibatan Danantara juga dibuka lebar. Menurut dia, sejumlah proyek strategis potensial untuk dikerjakan bersama.
“Ya pertama tentu investasi itu di dalamnya bisa melibatkan Danantara. Tentu pada investasi-investasi yang sifatnya strategis dan tentu dari Rusia sangat minat di bidang aluminium dan juga minat di bidang energi,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Salah satu agenda yang tengah dikebut adalah penyelesaian perjanjian perdagangan bebas (Free Trade Agreement/FTA) antara Indonesia dan negara-negara Eurasia. Airlangga mengungkapkan bahwa prosesnya sudah berada di tahap akhir.
“FTA Eurasia tinggal sedikit. Jadi mungkin tinggal putaran terakhir itu bisa kita komplit. Hampir sama dengan EU, EU juga tinggal terakhir,” kata dia.
Pemerintah menargetkan perjanjian tersebut dapat diselesaikan dalam semester I tahun 2025 sesuai arahan Presiden. Mengenai substansi dalam perjanjian tersebut, Airlangga menyebut beberapa poin utama.
“Perjanjiannya banyak mengenai tarif, non tarif barrier. Terkait dengan jaminan investasi,” tuturnya.
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Forum Bisnis Kadin Indonesia-Rusia di Hotel Raffles Jakarta, Senin (14/4/2025). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
Sementara itu, kerja sama Indonesia-Rusia disebut murni bilateral, tanpa melibatkan negara lain, termasuk dalam menyikapi kebijakan perdagangan dari Amerika Serikat. “Enggak, kita bilateral Indonesia dengan Rusia, tidak melibatkan yang lain,” tegasnya.
ADVERTISEMENT
Dari sektor energi, Pertamina turut menjajaki kerja sama teknologi dan operasional dengan mitra Rusia. Direktur Manajemen Risiko Pertamina Ahmad Siddik Badruddin mengatakan Rusia memiliki potensi besar untuk mendukung transformasi sektor energi di Indonesia.
“Faktor pertama terletak pada memaksimalkan produksi minyak domestik dan juga memajukan kemampuan kilang kami. Jadi kami percaya bahwa kerja sama teknologi dengan mitra kami di Rusia sangat penting bagi masa depan kami,” katanya.
Menurutnya, kerja sama juga akan difokuskan pada aspek keberlanjutan dan efisiensi energi. Pertamina juga melihat peluang untuk memperbarui dan memodernisasi kilang lama mereka.
"Bidang lain yang ingin kami jajaki kerja samanya dengan mitra Rusia dalam hal meningkatkan atau memperluas fleksibilitas kami di kilang kami adalah untuk dapat memproses berbagai jenis minyak mentah dalam sistem yang efisien, serta meningkatkan hasil produksi yang berharga dari kilang kami yang sudah tua," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, ia menegaskan pentingnya pengembangan teknologi bersama sebagai bagian dari integrasi jangka panjang dengan perusahaan migas Rusia.
“Jadi kami melihat potensi itu untuk mendorong penelitian dan pengembangan bersama, terutama dalam memastikan bahwa kami terus memiliki teknologi tercanggih dalam bisnis hilir kami. Dan juga, integrasi teknologi jangka panjang antara perusahaan Rusia dan grup Pertamina, saya pikir akan baik bagi kami untuk dijajaki,” katanya.