Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Pemerintah Siap Bangun 2.700 Rumah untuk Warga Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi
21 November 2024 13:41 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) siap membangun 2.700 unit rumah untuk warga terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Menteri PKP, Maruarar Sirait, akan berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Pemerintah Daerah (Pemda) setempat untuk mempercepat pembangunan hunian tetap (Huntap) tersebut.
ADVERTISEMENT
"Kami akan membangun 2.700 unit rumah bagi warga yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di NTT," kata Maruarar atau akrab disapa Ara usai mengikuti rapat koordinasi penanganan erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Rabu (20/11).
Ara mengatakan pihaknya membutuhkan waktu sekitar 5,5 bulan untuk menyelesaikan pembangunan Huntap. Sebab, harus menunggu proses perizinan, mobilisasi bahan bangunan, dan keamanan di lokasi.
"Dari segi infrastrukturnya beres, dari keamanannya, dari geologi oke, dari BNPB oke, kami butuh waktu sekitar 5,5 bulan untuk membangun hunian itu. Ada proses perizinan dan keamanannya," ujar Ara.
Dalam proses pembangunannya, Ara berharap ada semangat gotong royong dari berbagai pihak. Selain itu, ia juga memastikan bahan baku rumah tahan gempa akan segera dikirim ke lapangan, sehingga bisa dirakit dalam waktu cepat.
ADVERTISEMENT
"Saat ini bahan baku pembuatan rumah sudah tersedia di kawasan sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki. Kami harap pembangunan bisa dilakukan dengan gotong royong dan melibatkan masyarakat sekitar dan UMKM sehingga ada lapangan pekerjaan," terang Ara.
Menko PMK Pratikno menjelaskan, saat ini aktivitas Gunung Lewotobi Laki-Laki masih berlangsung. Namun tidak ada gejala peningkatan. Selain itu, berdasarkan data di lapangan radius zona bahaya sudah dikurangi.
"Jumlah warga yang tercatat sebagai pengungsi yang terpusat sudah mengalami penurunan jadi sekitar 5.117 jiwa. Sedangkan lebih banyak adalah pengungsi mandiri yang bergabung ke sanak keluarga di sekitar lokasi.Pengungsi mandiri lebih banyak dan jumlahnya lebih dari 6.417 jiwa," ungkap Pratikno.