Pemerintah Siap Lobi Trump untuk Turunkan Tarif Dagang

13 Januari 2025 19:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di kantornya, Rabu (8/1/2025).  Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di kantornya, Rabu (8/1/2025). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan pemerintah Indonesia akan terus berupaya menegosiasikan tarif dagang dengan Amerika Serikat (AS).
ADVERTISEMENT
Hal ini menjadi perhatian khusus, mengingat Donald Trump dijadwalkan dilantik kembali sebagai Presiden AS pada 20 Januari 2025.
Saat ditanya soal risiko tarif di bawah pemerintahan Trump, Airlangga menjelaskan Indonesia telah terbiasa dengan kebijakan tarif tinggi dari AS.
"Bagi kita, tarif dari AS sudah menjadi sesuatu yang biasa. AS mengenakan tarif untuk sepatu, baju, dan berbagai komoditas kita. Sedangkan Vietnam, misalnya, tidak dikenakan tarif. Tapi kita sudah cukup imun terhadap tarif yang dikenakan AS ke Indonesia," kata Airlangga di Hotel Raffles, Senin (13/1).
Airlangga mengatakan, pemerintah tengah memitigasi risiko tersebut melalui upaya kerja sama bilateral. Salah satu langkah yang tengah dipertimbangkan adalah perjanjian perdagangan bebas atau Free Trade Agreement (FTA).
ADVERTISEMENT
"Ya, kita sedang meminta adanya kerja sama ekonomi secara bilateral agar tarifnya bisa diturunkan. Bilateral bisa dalam bentuk FTA atau dalam bentuk lain," kata Airlangga.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W. Kamdani di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan, Selasa (21/10). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Widjaja Kamdani, menyebut negosiasi dagang dengan Trump bukanlah hal baru bagi Indonesia.
"Sebenarnya ini bukan pengalaman pertama kita dengan Presiden Trump. Sebelumnya, di era Trump, kita sudah mulai menegosiasikan seperti limited trade deal untuk special tariff tertentu, termasuk lewat Generalized System of Preferences (GSP)," kata Shinta.
Menurutnya, Trump dikenal sebagai sosok yang transaksional dalam urusan perdagangan. "Ini juga konsep yang Indonesia sudah mengerti, sudah tahu, bagaimana bisa maju dengan usulan-usulan untuk bernegosiasi dagang dengan Amerika," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Namun, Shinta menekankan pentingnya memperhatikan kebijakan AS terhadap Tiongkok di bawah pemerintahan Trump. Shinta optimistis pendekatan bilateral dapat menjadi solusi untuk menurunkan tarif dagang yang selama ini menjadi hambatan bagi ekspor Indonesia ke pasar AS.