Pemerintah Targetkan Campuran Bioavtur Sentuh 50 Persen di 2060

10 Desember 2024 17:22 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertamina dan PTDI Uji coba penggunaan bioavtur di pesawat CN235. Foto: Dok. PTDI
zoom-in-whitePerbesar
Pertamina dan PTDI Uji coba penggunaan bioavtur di pesawat CN235. Foto: Dok. PTDI
ADVERTISEMENT
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan mandatori campuran Bahan Bakar Nabati (BBN) ke dalam avtur, biasa disebut bioavtur atau Sustainable Aviation Fuel (SAF), bisa mencapai 50 persen di tahun 2060.
ADVERTISEMENT
Koordinator Penyiapan Program Bioenergi, Direktorat Bioenergi, Direktorat Jenderal EBTKE, Moristanto, mengatakan mandatori bioavtur akan dilakukan secara bertahap. Campurannya akan dimulai sebesar 1 persen pada 2027.
"Nanti diharapkan mulai tahun 2027 dapat mengimplementasikan campuran SAF sebesar 1 persen, meningkat sampai dengan harapannya 50 persen di tahun 2060," ungkapnya saat Anugerah DEN 2024, Selasa (10/12).
Dalam data yang ditampilkan, pengembangan mandatori bioavtur dimulai pada 2027 sebesar 1 persen, naik menjadi 2,5 persen pada tahun 2030 dan naik lagi menjadi 5 persen pada tahun 2035.
Selanjutnya, campuran bioavtur naik menjadi 12,5 persen pada tahun 2040, lalu menjadi 20 persen pada tahun 2045. Kemudian pada tahun 2050 baurannya naik menjadi 30 persen, 40 persen pada tahun 2055, dan terakhir menjadi 50 persen pada tahun 2060.
ADVERTISEMENT
Moristanto menuturkan, pengembangan bioavtur J2.4 sudah dimulai pada periode 2015-2021, yakni uji terbang pertama kerja sama antara PT Pertamina (Persero) dan ITB. Uji terbang perdana dilakukan pada Oktober 2021 pada rute Jakarta-Bandung menggunakan pesawat CN-235-220 FTD.
Kemudian pada tahun 2022 terjadi Nota Kesepahaman pada 18 Juli 2022 antara Ditjen EBTKE dan Ditjen Perhubungan Udara yang mencakup pemanfaatan bahan bakar nabati untuk penerbangan.
Pertamina Patra Niaga berkolaborasi dengan Kementerian ESDM, ITB, hingga BRIN untuk uji coba ground dan static test Sustainable Aviation Fuel (SAF) berupa bioavtur di pesawat Garuda Indonesia, Kamis (3/8/2023). Foto: Pertamina Patra Niaga
Lalu pada 2023, dilakukan uji terbang komersial pada Oktober 2023 menggunakan pesawat komersial berbahan bakar J2.4.
Sementara itu, saat ini Kementerian ESDM tengah merevisi Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 32 Tahun 2008, termasuk merevisi peta jalan SAF untuk sektor penerbangan.
"Next-nya adalah saat ini pemerintah bersama dengan pihak terkait mendorong implementasi pengembangan komersil bioavtur sesuai dengan roadmap, termasuk pengembangan feedstock yang memenuhi standar ataupun kriteria CORSIA," jelas Moristanto.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Eniya Listiani Dewi, mengatakan peta jalan penerapan bioavtur akan diatur kembali dalam revisi Peraturan Menteri ESDM yang saat ini masih digodok.
"Bioavtur itu kalau di roadmap kita, ini berikutnya di revisi Permen juga akan kita lakukan detail roadmap-nya, 1 persen ini di roadmap kita 2027," ungkapnya saat ditemui di kantor Kementerian ESDM, Senin (12/7).
BBN atau biofuel yang akan dicampurkan dalam avtur berasal dari berbagai macam minyak sayur (vegetable oil), seperti minyak kelapa sawit dan minyak kelapa.
"Karena kita itu punya hub untuk ke Indo-Pasifik. Jadi penerbangan-penerbangan di internal nasional kita saja banyak," tuturnya.