Pemerintah Targetkan Salurkan KUR Rp 300 Triliun di 2024, Bagaimana Caranya?

22 Juli 2024 16:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah menargetkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp 300 triliun pada tahun ini. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop dan UKM), Teten Masduki menjelaskan, salah satu upaya pemerintah untuk mencapai target penyaluran kredit pada tahun ini yaitu dengan perluasan akses pembiayaan kepada pelaku usaha kecil dan menengah.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, skema credit scoring atau penilaian kredit menjadi salah satu upaya perbankan untuk menggenjot penyaluran KUR kepada lebih banyak pelaku UMKM. Meski demikian, credit scoring bukan menjadi kewajiban persyaratan.
Menteri Koperasi dan UKM (Menkop dan UKM) Teten Masduki dalam konferensi pers Pesta Rakyat UMKM untuk Indonesia, Senin (22/7/2024). Foto: Dok. Kemenkop UKM
Hanya saja, beberapa bank sudah menggunakan inovasi tersebut sehingga membantu UMKM dalam mengakses pembiayaan.
"Kemarin saya sudah usul supaya KUR itu diperluas penyalurnya termasuk juga banknya menggunakan indeks inovasi credit scoring. Tapi ini masih belum menjadi compulsory (wajib)," ujar Teten saat ditemui di Jakarta Convention Center, Senin (22/7).
Teten mencontohkan 30 juta UMKM yang masih belum mengambil pembiayaan dari bank. Apabila bank hanya mengandalkan data historis (lama) maka akan terjadi keterbatasan data kreditur.
Pengunjung memilih makanan disalah satu booth pameran Pasar Digital (PaDi) UMKM Hybrid Expo & Conference 2024 di Gedung Sarinah, Jakarta, Kamis (11/07/2024). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
"Sehingga kami usulkan data tambahan yang bersifat prediksi. Jadi kalau pakai data SLIK OJK atau data biro kredit artinya hanya orang itu-itu saja yang dikasih (kredit)," kata Teten.
ADVERTISEMENT
Pihaknya telah melakukan uji coba (pilot project) terhadap 72 ribu UMKM. Dengan skema tersebut, penyaluran KUR bisa naik signifikan sebesar 5 persen.
"Ini sudah dibicarakan di Menko, saya bicarakan di rapat koordinasi KUR. Sebab kalau masih menggunakan data historis bank, 30 ribu UMKM kita belum masuk perbankan, ya bagaimana?," tutur Teten.
"Kalau mau menunggu mereka punya aset dulu ya enggak bisa. Jadi harus ada inovasi dari sisi perbankan dan kita butuh dukungan kebijakan OJK," tambahnya.
Hingga 31 Mei 2024, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penyaluran KUR sejak awal 2024 mencapai Rp 116,94 triliun atau meningkat 45,72 persen kepada 1,99 juta debitur.
Penyaluran KUR tersebut meningkat dibandingkan periode sebelumnya sampai dengan 31 Mei 2023 yang mencapai Rp 80,25 triliun. Pemerintah bersama OJK melakukan evaluasi baik kompetensi, dan kondisi para bank penyalur KUR. Sehingga dalam perjalanannya dimungkinkan suatu penyesuaian, alokasi ataupun penghentian penyaluran.
ADVERTISEMENT