Pemerintah Tarik Utang Baru Rp 150,4 T hingga Mei 2023

26 Juni 2023 11:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan, Sri Mulyani memberikan keterangan pers terkait APBN Kinerja dan Fakta (Kita) Agustus 2019 di Kantor Kemenkeu. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan, Sri Mulyani memberikan keterangan pers terkait APBN Kinerja dan Fakta (Kita) Agustus 2019 di Kantor Kemenkeu. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah sudah menarik utang baru sebesar Rp 150,4 triliun sejak awal tahun ini hingga akhir Mei 2023. Realisasi pembiayaan utang tersebut meningkat 64,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy).
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, realisasi penerbitan utang tersebut baru mencapai 21,6 persen dari target APBN 2023 yang sebesar Rp 696,3 triliun. Menurutnya, pembiayaan yang masih rendah dari target ini karena kuatnya penerimaan dalam negeri.
"Realisasi pembiayaan utang yang Rp 150,4 triliun itu sebetulnya masih 21,6 persen dari APBN, meskipun meningkat tajam dibandingkan tahun lalu. Ini karena kita memang dalam situasi di mana penerimaan kita tadi cukup kuat dan surplus anggaran, menyebabkan kita semuanya melakukan berbagai restrategi untuk penurunan issued utang kita," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA edisi Mei 2023, Senin (26/6).
Secara rinci, Surat Berharga Negara (SBN) yang diterbitkan hingga akhir Mei 2023 mencapai Rp 144,5 triliun (neto) atau naik 92 persen (yoy). Sementara pinjaman mencapai Rp 5,9 triliun (neto) atau turun 63,2 persen (yoy).
ADVERTISEMENT
Pada Mei 2023, pemerintah juga menerbitkan surat utang berdenominasi mata uang yen atau Samurai Bond sebesar 104,8 miliar yen atau USD 760 juta. Di dalamnya termasuk Blue Bond sebesar 20,7 miliar yen.
"Dari sisi feedback memang masyarakat investment fund di seluruh dunia mereka mengharapkan akan diterbitkannya lebih banyak surat utang yang memang bertema environment, baik itu Blue Bond, Green Bond atau SDG's Bond, karena ini tren global dari sisi pembiayaan," jelasnya.