Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Jumlah penderita COVID-19 akibat virus corona di Indonesia melonjak menjadi 2.273 orang per Minggu (5/4). Angka itu bertambah 181 orang dari hari sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Keadaan tersebut membuat pemerintah kini menyerukan agar semua orang memakai masker . Moda transportasi umum Transjakarta bahkan mewajibkan penumpang menggunakan masker.
Akan tetapi seruan itu agaknya bakal jauh panggang dari api. Sebab, jauh sebelum ada seruan itu pun, mencari masker sudah menjadi perkara yang tak mudah. Alat kesehatan yang satu ini sudah langka di mana-mana.
Berikut rangkuman mengenai wacana wajibnya penggunaan masker:
Seruan Pemerintah: Semua Warga Wajib Pakai Masker Kain
Kian tak terkendalinya laju penyebaran COVID-19 membuat pemerintah menyerukan agar semua warga menggunakan masker.
Juru Bicara pemerintah dalam penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengatakan, langkah tersebut sesuai anjuran WHO. Hanya saja, penggunaan yang diwajibkan yakni masker kain. Sebab masker bedah dan N95 dikhususkan bagi tenaga medis.
ADVERTISEMENT
"Semua harus menggunakan masker. Gunakan masker kain, ini penting karena kita tidak pernah tahu orang tanpa gejala banyak didapatkan di luar," ujar Yuri dalam jumpa pers online, Minggu (5/4).
Pengguna Transjakarta Wajib Menggunakan Masker per 12 April 2020
PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) akan memberlakukan kebijakan mewajibkan pelanggannya menggunakan masker. Kebijakan tersebut akan dimulai Minggu, 12 April 2020.
Adapun jenis masker yang disarankan adalah masker kain dua lapis, dicuci setiap hari agar terjaga kebersihannya. Bagi pelanggan yang tidak menggunakan masker tidak diperbolehkan memasuki halte maupun menggunakan bus.
Selama 6 hari ke depan, Transjakarta mengimbau bagi seluruh pelanggan untuk mempersiapkan masker pribadi. Hal ini sebagai tindak lanjut seruan Gubernur DKI Jakarta Nomor 9 Tahun 2020 tentang penggunaan masker di area publik.
ADVERTISEMENT
“Kami Transjakarta tetap mengajak kepada pelanggan kami untuk sebaiknya tetap #dirumahsaja dan selalu menjaga kesehatan dengan memberikan asupan yang cukup agar daya tahan tubuh tetap baik dalam kondisi saat ini,” ujar Kepala Divisi Sekretaris Koperasi dan Humas Transjakarta Nadia Diposanjoyo dalam keterangan tertulis, Minggu (5/4).
Stok Masker di Pasar Pramuka Kosong
Seruan pemerintah agar masyarakat menggunakan masker ini berbanding terbalik dengan ketersediaan stoknya. Jauh sebelum kasus positif melonjak, barang yang satu ini bahkan sudah susah ditemukan, padahal biasanya hampir semua pusat perbelanjaan menyetok masker.
Saat ini, tidak ada stok masker di Pasar Pramuka, Jakarta. Kondisi ini telah terjadi sejak 2-3 pekan lalu.
“Barang kosong,” urai Pembina Pedagang Farmasi Pasar Pramuka, Yoyon kepada kumparan, Minggu (5/4).
ADVERTISEMENT
Yoyon mengatakan, toko-toko sudah tidak lagi menyediakan masker dengan jenis apa pun. Masyarakat kesulitan mencari masker di Pasar Pramuka.
Yoyon mencatat, harga masker di luar Pasar Pramuka sudah mahal. Kondisi sulit ini berseberangan dengan seruan pemerintah DKI Jakarta yang mewajibkan penggunaan masker bagi setiap warga yang keluar rumah.
Pedagang Masker di Pasar Pramuka Sudah Tidak Dapat Pasokan Sejak Desember 2019
Yoyon juga mengungkapkan, para pedagang di Pasar Pramuka sudah tidak menerima distribusi masker dari pemasok sejak Desember 2019.
"Udah enggak ada karena stok pendistribusian kita enggak ada. Sudah mulai kasus pertama virus corona di China enggak dikirim ke kita," ungkapnya.
Saat ini, pasokan masker di luar Pasar Pramuka dibanderol mahal sampai Rp 500.000 per boks. Sementara di e-commerce harga masker dijual Rp 600.000 per boks.
ADVERTISEMENT
"Kalau di calo itu sampai Rp 500.000 per boks. Itu barangnya kan kita enggak tahu," katanya.
Yoyon mengatakan, toko-toko sudah tidak lagi menyediakan masker dengan jenis apa pun. Masyarakat kesulitan mencari masker di Pasar Pramuka.